REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan sejumlah strategi efisiensi untuk dapat tetap beroperasi di tengah situasi pandemi. Salah satunya yaitu melakukan evaluasi terhadap rute penerbangan.
"Termasuk melalui penyesuaian frekuensi penerbangan hingga optimalisasi penggunaan armada untuk rute padat penumpang dalam upaya mendorong optimalisasi tingkat isian," tulis manajemen Garuda Indonesia seperti dikutip dalam keterbukaan informasi BEI, kemarin.
Manajemen maskapai nasional ini mengaku melakukan evaluasi rute secara berkala. Langkah restrukturisasi rute tersebut didasari oleh kondisi pasar dan permintaan masyarakat terhadap layanan penerbangan penerbangan Garuda.
Saat ini perseroan juga dalam proses melakukan kajian menyeluruh yang meliputi aspek operasional, strategi, transformasi bisnis dan juga keuangan sebagai bagian dari upaya resrukturisasi. Manajemen berharap restrukturisasi ini dapat mendorong pemulihan kinerja dan menjaga keberlangsungan perseroan.
Garuda juga berkomitmen untuk senantiasa menjaga kondisi pesawat yang dioperasikan laik terbang. Untuk pesawat yang dalam kondisi tidak dioperasikan, pemeliharaan tetap dilakukan.
Penggunaan armada pesawat selama masa pandemi disesuaikan dengan kondisi market dan demand layanan penerbangan. Jumlah armada yang dioperasikan selama masa pandemi ada pada kisaran 53 pesawat dari total 142 pesawat.
Perseroan juga terus melakukan upaya negosiasi dengan lessor untuk pesawat dengan status grounded. Pendekatan yang ditempuh adalah untuk kembali dapat mengoperasikan atau melakukan early termination/ pengembalian pesawat.
Adapun pendanaan kas perseroan untuk keberlangsungan operasional perseroan dalam jangka pendek bersumber dari pendapatan operasional perseroan. Di samping itu, kesepakatan restrukturisasi kewajiban usaha antara perseroan dengan beberapa BUMN dan lessor tentunya turut berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan operasional perseroan dapat terjaga.