REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi dari konsultan industri luar angkasa dan satelit Northern Sky Research (NSR) memperkirakan pasar perjalanan dan pariwisata luar angkasa akan menghasilkan pendapatan hampir 8 miliar dolar AS (Rp 112 triliun) antara tahun 2020 dan 2030. Ada tiga jenis penerbangan yang ditawarkan: orbital, suborbital, dan parabola.
Penerbangan orbital mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk tetap berada di orbit mengelilingi Bumi. Penerbangan suborbital terbang lebih lambat dari penerbangan orbital, mencapai luar angkasa, tetapi tanpa kecepatan untuk memasuki orbit.
Sementara penerbangan parabola, yang paling mudah diakses dari ketiganya, berlangsung di pesawat komersial yang dimodifikasi yang melakukan manuver khusus. Penumpang akan merasakan sensasi perasaan tanpa bobot yang dialami di luar angkasa tanpa pergi ke sana.
Lebih dari 100 penerbangan parabola terjadi pada tahun 2019, dengan tiket seharga 5.000 dolar AS (Rp 70 juta) per orang. Penerbangan jenis ini adalah yang paling mudah diakses dari segi harga dan teknologi.
Menurut NSR saat ini orang-orang mulai melirik penerbangan orbital dan suborbital yang lebih mahal dan lebih kompleks dalam segi teknis. Penerbangan suborbital membawa penumpang keluar dari atmosfer bumi selama beberapa menit.
Di sana mereka memiliki pemandangan planet asal mereka dan sensasi tanpa bobot, kemudian kembali ke Bumi beberapa menit kemudian. Kedua penerbangan ini diprediksi menyumbang 98 persen dari pangsa pasar penerbangan ruang angkasa hingga tahun 2030.
Penerbangan seharga 10 dolar
Perusahaan dirgantara SpaceX tengah fokus pada pengujian dan pengembangan daripada memasarkan paket wisatanya. Pesawat ruang angkasa Crew Dragon milik SpaceX sudah dapat mencapai orbit rendah Bumi. Ini membuat SpaceX jadi perusahaan yang menawarkan perjalanan paling premium.
Sebelum akhir tahun 2021, perusahaan akan meluncurkan Inspiration4, misi penerbangan awak sipil pertama ke orbit Bumi. Dibeli oleh miliarder Jared Issacman, yang akan menjabat sebagai komandan, satu kursi dalam perjalanan empat orang akan diundi dalam lelang amal untuk siapa saja yang menyumbangkan lebih dari US$ 10 (Rp 140 ribu). Setidaknya ada tiga misi SpaceX lainnya direncanakan untuk beberapa tahun ke depan.
Apa isi paket wisata ruang angkasa?
SpaceX juga bekerja sama dengan perusahaan pialang Axiom dalam mengelola logistik perjalanan pertama perusahaan ke ISS, yang saat ini direncanakan pada Januari 2022. Seorang astronaut veteran akan menemani tiga turis dalam misi 10 hari yang mencakup 8 hari tinggal di stasiun luar angkasa.
Axiom berencana untuk menawarkan beberapa paket penerbangan itu dalam setahun di samping rencana yang lebih besar untuk membangun modul layak huni yang terhubung ke ISS, yang disebut Axiom sebagai stasiun ruang angkasa komersial pertama di dunia.
"Semua orang membuat roket, tetapi tidak ada yang membangun tempat tujuan apa pun untuk dikunjungi," kata salah satu pendiri Axiom, Kam Ghaffarian, kepada CNBC pada Februari. "Banyak perusahaan sedang membangun wahana ke luar angkasa, tetapi ke mana mereka akan pergi, terutama ketika Stasiun Luar Angkasa Internasional pensiun?"
Space Adventures juga bermitra dengan SpaceX untuk menempatkan wisatawan pada misi pertama yang sepenuhnya otonom ke luar angkasa. Perjalanan yang dijadwalkan berlangsung pada awal tahun 2022, akan mengirim empat individu ke orbit Bumi yang tinggi selama lima hari. Tidak ada astronaut terlatih yang akan berada di pesawat. Sebuah laporan NASA memperkirakan harga per kursi akan menelan biaya sekitar 55 juta dolar AS (Rp 770 miliar).
Raksasa penerbangan AS Boeing juga tak mau kalah meramaikan industri pariwisata ruang angkasa. Setelah menandatangani kesepakatan dengan NASA yang melibatkan bantuan Boeing dalam mengembangkan kapsul kru Boeing CST-100 Starliner, Boeing pun memiliki hak untuk menjual kursi di kapsul tersebut kepada wisatawan.
sumber: https://www.dw.com/id/jeff-bezos-bersiap-berangkat-tandai-dimulainya-era-pariwisata-luar-angkasa/a-57851616