REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berhasil mencatat kinerja keuangan yang positif pada 2020 dengan mampu mencetak laba bersih konsolidasian (Audited) sebesar 1,05 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15,3 triliun. (asumsi nilai tukar rupiah selama 2020 Rp 14.572).
Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman menyebut hal tersebut sebagai hal positif meski sepanjang 2020 seluruh sektor ekonomi global dan industri minyak dunia terdampak kondisi pandemi Covid-19 dibarengi dengan menurunnya kebutuhan energi dan anjloknya harga minyak dunia.
Fajriyah mengatakan kinerja keuangan positif tersebut juga ditunjukkan dengan Ebitda sebesar 7,6 miliar dolar AS dengan Ebitda margin 18,3 persen. "Hal ini menunjukkan kondisi keuangan Pertamina aman dan mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global," ujar Fajriyah pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Senin (14/6).
Fajriyah menjelaskan sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja, sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yaitu melakukan transformasi, optimasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten di seluruh lini perusahaan sehingga pendapatan konsolidasian di akhir 2020 dapat mencapai 41,47 miliar dolar AS.
Pada 25 Mei 2021 lalu, menurut Fajriyah, Pertamina telah menerima Laporan Auditor Independen 2020 yang disampaikan Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan opini bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material dan sebagai BUMN, laporan ini juga telah diperiksa oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Fajriyah menuturkan, kinerja keuangan positif yang ditorehkan Pertamina pada 2020 akan menjadi acuan bagi seluruh jajaran manajemen perusahaan, baik di holding maupun sub holding dalam menetapkan dan menjalankan program kerja pada 2021.
"Pandemi Covid-19 belum usai, kinerja keuangan dan operasional 2020 menjadi positive driver untuk mewujudkan aspirasi pemegang saham menjadi perusahaan energi global di masa depan dengan nilai perusahaan mencapai 100 miliar dolar AS," ungkap Fajriyah.
Pada laporan Dewan Komisaris yang disampaikan Condro Kirono, Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi kepada Pertamina atas capaian laba tahun buku 2020.
"Patut diapresiasi mengingat tahun 2020 bukan tahun yang mudah, tapi Pertamina bisa mencapai laba bersih konsolidasian 1,05 miliar dolar AS atau 250 persen di atas target RKAP revisi 2020, yaitu 419,8 juta dolar AS," kata Condro.