Selasa 15 Jun 2021 10:41 WIB

2020 Kinerja Operasional Pertamina Capai Target

Pertamina tetap melakukan eksplorasi, transisi emergi, dan mengurangi impor.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Gedung PT Pertamina. Pertamina menunjukkan pencapaian kinerna operasional pada 2020.
Foto: pertamina
Gedung PT Pertamina. Pertamina menunjukkan pencapaian kinerna operasional pada 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berkomitmen terus meningkatkan kinerja operasional perusahaan dari hulu sampai hilir. Pertamina ingin tetap mampu melayani kebutuhan energi serta menjaga ketahanan, kemandirian dan kedaulatan energi nasional di masa yang akan datang. 

Pada sektor hulu, sampai akhir 2020, Pertamina telah memproduksi minyak dan gas (migas) secara total sebesar 862,7 MBOEPD. Masing-masing yakni produksi minyak mentah 408,4 MBOPD dan produksi gas bumi sebesar 2.634,2 MMSCFD. 

Baca Juga

Pertamina juga aktif mencari sumber cadangan migas baru melalui kegiatan pengeboran sumur eksplorasi agar di masa depan ketahanan energi nasional semakin kuat. Tahun 2020, anak usaha hulu Pertamina mampu merealisasikan pemboran eksplorasi sembilan sumur dan berhasil melakukan Survei Seismik Laut Regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 32.215 km serta Survey Seismik 3D seluas 755 km2. Sehingga Pertamina dapat menambah cadangan migas proven (P1) sebesar 212,5 MMBOE dan realisasi temuan contigent resource (2C) sebesar 287 MMBOE. 

"Upaya ini merupakan bukti komitmen Pertamina untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi ketika perusahaan migas lainnya justru menunda kegiatan eksplorasi akibat turunnya harga minyak dunia," ujar Pjs Senior VP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman usai RUPS yang digelar pada 14 Juni 2021.

Upaya memperkuat ketahanan dan kedaulatan energi juga dilakukan dengan mengembangkan sumber energi domestik. Melalui program Biodiesel plus 30 persen (B30), pada 2020 Pertamina telah menyerap 7,14 juta Kiloliter (KL) FAME.

Untuk mengantisipasi transisi energi, Pertamina berhasil memproduksi listrik sebesar 4.637 GWh. Angka itu terdiri atas  produksi panas bumi Pertamina tercatat sebesar 4.618 GWh dan 19 Gwh yang berasal dari pembangkit listrk tenaga surya di kawasan Badak NGL, pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di Sei Mangkei, Kwala Sawit dan Pagar Merbau.

Sebagai BUMN, Pertamina juga terus mendukung upaya pemerintah memperkuat neraca perdagangan dengan mengurangi impor migas. Pada 2020, Pertamina mencatat volume impor minyak mentah sebesar 76,7 juta barel atau turun 12 persen dibandingkan 2019. Volume impor produk juga turun 19 persen  menjadi 98,2 juta barel pada 2020.

Pertamina pun tetap konsisten mandiri atau tidak melakukan impor BBM jenis solar dan avtur sejak pertengahan 2019. 

Capaian operasional Pertamina di tahun 2020 juga terlihat pada upaya menjaga ketahanan energi nasional. Pertamina menjalankan peran untuk menyokong pasokan dan pembangunan infrastruktur energi di tengah tantangan berat pandemi Covid-19.

Untuk menjamin akses terhadap energi, tambah Fajriyah, Pertamina membangun dan mengembangkan berbagai jaringan dan infrastruktur di sektor hilir, termasuk untuk distribusi BBM, LPG, gas maupun LNG. Pembangunan infrastrukrur ini juga penting untuk meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan di sektor hilir. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement