Rabu 16 Jun 2021 05:29 WIB

Pemkot Bandung Berlakukan PPKM Mikro

Sampai 14 Juni 2021, jumlah kasus aktif Covid-19 berada di angka 1.272 kasus.

Rep: Hartifiany Praisra / Red: Hiru Muhammad
Petugas Satlinmas Kelurahan Ciroyom membantu memasangkan masker ke warga saat operasi gabungan patroli pengawasan dan penegakan disiplin (Gakplin) protokol kesehatan Covid-19 di Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Selasa (16/2). Operasi yang digelar serentak di 30 kecamatan di Kota Bandung tersebut dalam rangka pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro guna menertibkan masyarakat agar lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 serta mencegah penyebaran Covid-19 di tingkat desa atau kelurahan. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas Satlinmas Kelurahan Ciroyom membantu memasangkan masker ke warga saat operasi gabungan patroli pengawasan dan penegakan disiplin (Gakplin) protokol kesehatan Covid-19 di Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Selasa (16/2). Operasi yang digelar serentak di 30 kecamatan di Kota Bandung tersebut dalam rangka pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro guna menertibkan masyarakat agar lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 serta mencegah penyebaran Covid-19 di tingkat desa atau kelurahan. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota Bandung memastikan akan meneruskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Cara ini terbukti sempat membuat laju kasus Covid-19 menurun.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebut apabila PPKM Mikro tidak dijalankan, Kota Bandung dapat berpotensi mengalami situasi yang justru lebih mengkhawatirkan. Sampai 14 Juni 2021, jumlah kasus aktif Covid-19 berada di angka 1.272 kasus.

"Kita sudah aplikasikan dan jujur kita sudah bisa mengendalikan waktu itu, kebayang kalau waktu itu kita tidak lakukan PPKM, sudah jelas kan itu masuk zona apa treatment berbeda kan," kata Yana, Selasa (15/6).

Yana menyebut PPKM dapat efektif untuk mengurangi penyebaran Covid-19 ketika masa libur panjang. Dia mneybeut pemerintah tidak kenal lelah untuk usaha mengurangi penyebaran Covid-19 termasuk dengan PPKM di kewilayahan.

"Jadi memang presiden melihat beberapa daerah yang melakukan PPKM dengan ketat itu pengendalian penyebaran Covid-19-nya terkendali," kata Yana.

Di sisi lain, Yana menyebut kasus Covid-19 masih bisa terkendali meskipun masih ada peningkatan kasus setiap harinya. Sayangya, tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan Kota Bandung sudah mencapai 89 persen. Yana berdalih tingginya BOD karena ada pasien dari luar Kota Bandung.

"Katakanlah data BOR itu 90 persen, itu 50 persen KTP Kota Bandung, yang lainnya rujukan dari Bandung Raya atas dasar kemanusiaan tidak mungkin bukan KTP Kota Bandung tidak akan kita layani, kan kita rujukan," kata Yana.

Jumlah kasus Covid-19 di Kota Bandung kembali meningkat karena adanya libur panjang lebaran. Ini bukan kali pertama peningkatan signifikan karena sebelumnya kejadian serupa terjadi Januari lalu sebagai akibat adanya libur panjang tahun baru dari 900-1500 kasus aktif.

Padahal sebelumnya, kasus aktif pada akhir 2020 hanya berkisar 400-700 kasus saja. Hal ini membuat Pemkot memutuskan untuk menerapkan PPKM Mikro dan mampu menurunkan jumlah kasus aktif. Sehingga pada bulan Mei-Juni 2021 jumlah kasus aktif di angka 600-800 kasus aktif.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement