Rabu 16 Jun 2021 14:08 WIB

Suasana Hati Bisa Rusak Kondisi Kulit, Ini Penjelasan Pakar

Suasana hati seperti stres, marah dan takut berpengaruh terhadap hormon dan kulit.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Depresi (ilustrasi).
Foto: tribune.com.pk
Depresi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang menyebut tertawa membuat awet muda. Namun, berapa kali kita mempraktikkannya setiap hari?

Ahli kecantikan dan ahli kesehatan di seluruh dunia merasa suasana hati memiliki dampak terbesar pada penampilan Anda.

Baca Juga

Kulit kita adalah perseptor stres langsung dan target stres. Dilansir Time of India pada Selasa (15/6), ahli bedah kosmetik dan kesehata dari 9Muses Wellness Clinic, dr Geeta Grewal menjelaskan lebih lanjut mengenai hubungan suasana dan kondisi kulit.

Stres

Stres adalah salah satu alasan utama di balik produksi hormon kortisol. Hormon itu memengaruhi organ, pembuluh darah yang menjadi lebih rapuh, sel-sel kulit baru yang sulit terbentuk dengan cepat, dan pergantian sel yang melambat.

Ketika seseorang mengalami stres, biasanya coklat, keripik, alkohol menjadi pelampiasan. Terkait alkohol, cairan itu bisa menyebabkan konsumsi air lebih sedikit. Padahal, dehidrasi adalah penyebab utama banyak masalah kulit, termasuk kerutan dan garis-garis halus.

Peningkatan stres menyebabkan faktor pro inflamasi dan peradangan pada kulit, yang menyebabkan pigmentasi, kerusakan kolagen dan elastin, yang menyebabkan penipisan kulit, memperlambat siklus sel kulit. Stres menyebabkan penyempitan pembuluh darah kecil yang menyebabkan kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi dan hidrasi ke kulit.

Stres menyebabkan penyempitan pembuluh darah kecil yang menyebabkan kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi, dan hidrasi ke kulit. Kondisi itu memperlambat siklus sel kulit yang membuatnya kusam, serta pigmentasi yang berubah.

 

Marah

 

Marah membuat otot wajah tegang, dan seriring waktu menyebabkan garis-garis halus. Marah juga mempengaruhi peremajaan dan efek penyembuhan kulit itu sendiri. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Brain, Behavior, Immunity mengatakan para peneliti menemukan penyembuhan dan pergantian sel membutuhkan waktu empat kali lebih lama pada orang yang marah dibandingkan dengan mereka yang memiliki kendali atas emosinya. Orang yang mudah marah memiliki hormon kortisol intensitas tinggi yang menghambat produk kolagen, elemen penting dalam penyembuhan kulit, dan penyebab kerutan saat produksi melambat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement