REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Twitter memperkenalkan pengaturan bahasa baru, yakni "Arab feminin" yang memungkinkan situs media sosial ini berbicara kepada pengguna menggunakan tata bahasa feminin. Langkah ini disebut sebagai bagian dari dorongan inklusi dan keragaman.
“Kami ingin layanan kami mencerminkan suara orang-orang yang berbincang di layanan kami,” kata Kepala Komunikasi Twitter untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Rasha Fawakhiri, dilansir di Khaleej Times, Selasa (15/6).
Dalam bahasa Arab, kata kerja sesuai dengan jenis kelamin subjeknya. Bentuk bahasa Arab maskulin digunakan untuk menangani audiens campuran atau tidak dikenal dan merupakan default di sebagian besar teks.
Twitter tidak memperkenalkan opsi bahasa gender non-biner dalam bahasa Arab, tetapi Fawakhiri mengatakan perusahaan memiliki proyek netral gender lainnya yang sedang dikerjakan untuk situs tersebut. Rencana ini untuk menambahkan bidang kata ganti jenis kelamin yang ditunjuk ke profil Twitter sehingga orang dapat menampilkan bagaimana mereka lebih suka ditangani.
Sampai saat ini, instruksi bagi pengguna untuk men-tweet dalam bahasa Arab hanya muncul dalam bentuk maskulin “gharrid”. Dengan perubahan pengaturan, perintah ini sekarang dapat muncul di Twitter sebagai "gharridi", bentuk feminim.
Twitter mengatakan mereka adalah situs media sosial pertama yang memperkenalkan opsi bahasa "Arab feminin". Perusahaan logistik global yang berbasis di Dubai, Aramex, pada April juga menambahkan opsi bahasa serupa ke situs perusahaannya.
“Kami ingin memberi orang pilihan bagaimana mereka lebih suka ditangani,” kata Fawakhiri.
Twitter dimulai dengan bahasa Arab dan inisiatif ini dapat diperluas ke bahasa lain, kata Fawakhiri. Tahun lalu perusahaan mengubah beberapa bahasa yang digunakan oleh para insinyurnya dalam proses mereka menjadi lebih inklusif.
Ini termasuk kata ganti “they/them/their” (mereka) dan mengganti “man hours” dengan “person or engineer hours”, dan “master/slave” dengan “leader/follower”.