Jumat 18 Jun 2021 14:16 WIB

Kementerian BUMN Kembali Terapkan WFH untuk Pegawai

Ini merupakan langkah antisipasi peningkatan tren kasus positif Covid-19.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kementerian BUMN kembali menerapkan WFH bagi para pegawainya.
Foto: ANTARA /Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kementerian BUMN kembali menerapkan WFH bagi para pegawainya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali menerapkan kebijakan menjalankan tugas kedinasan dari rumah atau //work from home (WFH) mulai 17 Juni hingga 25 Juni 2021. Hal ini tertuang dalam surat edaran (SE) Nomor: SE-12/S.MBU/06/2021 tentang Kebijakan Menjalankan Tugas Kedinasan dari Rumah yang ditandatangani Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto di Jakarta pada Rabu (16/6).

Susyanto menyampaikan, aktivitas kedinasan fisik di lingkungan Kementerian BUMN dibatasi dan seluruh pegawai diwajibkan melakukan pekerjaan dari rumah. "Selama pembatasan aktivitas kedinasan fisik, pegawai dilarang melakukan perjalanan dinas dan pertemuan secara langsung," ujar Susyanto dalam surat edaran yang diterima Republika di Jakarta, Jumat (18/6).

Baca Juga

Susyanto menyampaikan, kebijakan ini merupakan langkah antisipasi peningkatan tren kasus positif Covid-19 di lingkungan Kementerian BUMN dan secara nasional. Selain juga untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan pegawai.

Kata Susyanto, pegawai juga wajib mendapatkan surat tugas dari Menteri BUMN atau Wakil Menteri BUMN atau pejabat pimpinan tinggi madya apabila perlu melakukan perjalanan dinas dan pertemuan langsung yang bersifat prioritas dan stategis.

"Pelanggaran kebijakan dalam surat edaran ini dapat dikenakan hukuman disiplin aparatur sipil negara (ASN)," kata Susyanto.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement