Satgas Covid: Lockdown Yogya Jadi Peringatan Keras
Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Bayu Hermawan
Jalan Malioboro Yogyakarta (ilustrasi) | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta menyebut wacana lockdown menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat untuk mengurangi lonjakan kasus positif Covid-19. Wacana lockdown saat ini dipertimbangkan oleh Pemda DIY sebagai langkah satu-satunya menekan lonjakan kasus yang bahkan mencapai lebih dari 500 kasus per hari di seluruh kabupaten/kota se-DIY.
"Wacana lockdown bisa menjadi warning (peringatan) keras bagi kita semua agar ada perubahan untuk mengurangi peningkatan sebaran Covid-19," kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam pesan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (18/6) malam.
Heroe menegaskan, opsi lockdown dikeluarkan karena kebijakan yang telah diterapkan sebelumnya sudah tidak efektif. Pasalnya, kasus Covid-19 naik ketika pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dilakukan.
Bahkan, kata Heroe, selama PPKM mikro penindakan terhadap pelanggar protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga dilakukan dengan ketat. Begitu pun dengan berbagai sosialisasi hingga berbagai pembatasan interaksi dan aktivitas warga mulai dari tingkat RT/RW juga sudah dilakukan.
"Upaya-upaya agar kerumunan warga tidak terjadi di tempat layanan umum atau destinasi wisata dan upaya lain sudah dilakukan. Tetapi jika hasilnya masih tidak optimal, kasus masih terus berkembang dan pelaksanaan prokes masih diabaikan, maka ya wacana lockdown," ujarnya.