Selasa 22 Jun 2021 17:01 WIB
...

Nasihat 30 Menit Mick Doohan untuk Marc Marquez

Nasihat Doohan menjadi salah satu modal buat Marquez untuk melalui periode sulit.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Pembalap Spanyol Marc Marquez dari tim Repsol Honda melakukan selebrasi usai balap MotoGP di Sirkuit Sachsenring, Hohenstein-Ernstthal, Jerman, Ahad (20/6).  GP Jerman 2021 dimenangkan oleh Marc Marquez yang menempati posisi pertama dengan catatan waktu 41 menit 7,243 detik. (Jan Woitas/dpa via AP).
Foto: dpa-Zentralbild
Pembalap Spanyol Marc Marquez dari tim Repsol Honda melakukan selebrasi usai balap MotoGP di Sirkuit Sachsenring, Hohenstein-Ernstthal, Jerman, Ahad (20/6). GP Jerman 2021 dimenangkan oleh Marc Marquez yang menempati posisi pertama dengan catatan waktu 41 menit 7,243 detik. (Jan Woitas/dpa via AP).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajah peraih lima gelar juara dunia kelas utama MotoGP, Mick Doohan, mungkin menjadi salah satu yang terlintas di benak Marc Marquez saat melewati garis finis di sesi balapan GP Jerman, Ahad (20/6) malam WIB. Pada seri kedelapan MotoGP musim ini tersebut, Marquez akhirnya bisa merasakan lagi berada di podium tertinggi.

Pembalap berjuluk The Baby Alien itu pun tidak bisa menahan tangisnya sesaat setelah menerima trofi sebagai juara GP Jerman. Di Sirkuit Sachsenring, Marquez menuntaskan penantian dan perjuangan selama kurang lebih dua tahun, tepatnya selama 568 hari, untuk bisa kembali berdiri di podium tertinggi kelas utama MotoGP.

Kemenangan yang sekaligus menegaskan status Marquez sebagai penguasa Sachsenring atau King of The Ring. Tak ada satu pun pembalap yang berhasil meraih kemenangan lebih banyak dibanding Marquez saat mengaspal di sirkuit dengan total jarak mencapai 4,5 kilometer tersebut.

Total, pembalap berusia 28 tahun itu telah mengoleksi 11 kemenangan di semua kelas, delapan di kelas utama, dua di kelas Moto2, dan satu di kelas Moto3. Rentetan kemenangan ini pun diraih Marquez secara beruntun dari tahun 2010.

Namun, kemenangan ke-11 ini menjadi yang paling istimewa buat Marquez. Sejak terakhir kali menjadi yang tercepat di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, November 2019, Marquez memang tak pernah lagi merasakan gelar juara, bahkan untuk sekadar berada di podium kedua ataupun ketiga.

Insiden terjatuh di seri pembuka MotoGP musim lalu di Sirkuit Jerez mengawali periode tersulit di sepanjang karier balapan pembalap asal Spanyol itu hingga saat ini. Akibat insiden itu, Marquez mengalami cedera patah tulang lengan atas di tangan kanan. Sempat berusaha kembali pada seri kedua, Marquez harus menyerah dengan kondisi cederanya. Sejak saat itu, Marquez absen di pentas balap motor paling bergengsi sejagat.

Peluang untuk mempertahankan gelar juara dunia MotoGP, yang direngkuhnya di empat musim sebelumnya, sepenuhnya tertutup. Setelah serangkaian operasi medis dan proses pemulihan kondisi fisik, Marquez kembali bersaing di gelaran MotoGP pada musim ini. Namun, semuanya tak pernah sama lagi buat Marquez.

Masih absen di dua seri pembuka, Marquez hanya bisa finis di posisi ketujuh dan kesembilan di seri berikutnya. Bahkan, di tiga seri terakhir, Marquez gagal finis. Selain masih harus beradaptasi dengan kondisi fisiknya, Marquez juga mendapatkan tantangan berat dari sejumlah pembalap lain, seperti Fabio Quartararo, Johan Zarco, Francesco Bagnaia, Jack Miller, dan Miguel Oliviera. Tantangan ini akhirnya dijawab Marquez dengan sempurna di Sachsenring.

''Ini salah satu kemenangan terpenting dan balapan tersulit di sepanjang karier saya. Apalagi di lap terakhir usai munculnya memori-memori kurang menyenangkan musim lalu. Namun, kami akhirnya berhasil. Kemenangan ini mengobati semua penderitaan selama ini,'' ujar Marquez seperti dilansir Crash, Senin (21/6).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement