REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Penyelenggara Olimpiade Tokyo mengizinkan penonton lokal menghadiri venue pertandingan dengan kapasitas 50 persen. Namun aturan dapat diubah jika kasus virus corona meningkat lagi.
Keputusan itu diumumkan setelah pembicaraan Lima Partai dengan penyelenggara lokal, Komite Olimpiade Internasional (IOC), Komite Paralimpiade Internasional, pemerintah Jepang, dan pemerintah metropolitan Tokyo. Presiden panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, Seiko Hashimoto, mengatakan keputusan dapat berubah jika kondisi pandemi memburuk.
"Kami harus sangat fleksibel. Jika ada perubahan situasi yang tiba-tiba, kami akan mengadakan pertemuan lima pihak lagi untuk membuat keputusan lain," kata Hashimoto. "Jika ada pengumuman keadaan darurat selama Olimpiade, semua opsi seperti pertandingan tanpa penonton akan dikaji," ujarnya dilansir Euro News, Rabu (23/6).
Pejabat kesehatan khawatir masih ada sebagian besar orang yang belum divaksinasi dan kerumunan orang di Olimpiade dapat meningkatkan kasus. Penasihat medis Jepang, Shigeru Omi, pekan lalu merekomendasikan cara paling aman untuk menyelenggarakan Olimpiade adalah tanpa kehadiran penonton. Menurutnya, kehadiran penonton dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19.
Pejabat pemerintah menjelaskan penggemar lokal akan berada di bawah aturan ketat. Mereka tidak diperbolehkan bersorak, wajib memakai masker, dan harus langsung pulang setelah menonton pertandingan.
“Kami ingin masyarakat langsung pulang dari venue tanpa mampir ke mana-mana,” kata CEO panitia penyelenggara Toshiro Muto.
Muto mengatakan sebanyak 3,64 juta tiket sudah berada di tangan warga Jepang. Muto menambahkan sekitar 900 ribu kursi penonton dalam keadaan kosong. Penyelenggara Tokyo mengharapkan pendapatan sekitar 800 juta dolar AS dari penjualan tiket. Akan tetapi Muto mengatakan angka sebenarnya tidak akan lebih dari setengahnya.
Universitas Oxford menyebut ini adalah Olimpiade termahal yang pernah tercatat. Biaya resminya adalah 15,4 miliar dolar AS, tetapi beberapa audit pemerintah menunjukkan biayanya mungkin dua kali lipat.
IOC mengandalkan pendapatan penjualan dari hak siar sekitar 75 persen. Sementara 18 persen lainnya berasal dari sponsor.
Para pengunjuk rasa di Tokyo mendesak pihak berwenang untuk membatalkan Olimpiade. Sekitar 10 ribu sukarelawan Olimpiade Tokyo mengundurkan diri menjelang pembukaan Olimpiade. Pfizer/BioNTech akan mendonasikan vaksin Covid-19 kepada para atlet dan ofisial di Olimpiade Tokyo.
Perdana Menteri Yoshihide Suga memilih untuk mengizinkan penonton hadir dalam venue pertandingan Olimpiade. Namun kehadiran penonton akan disesuaikan dengan kondisi kasus pandemi Covid-19.
"Jika keadaan darurat diperlukan, saya akan fleksibel dan terbuka untuk tidak ada penggemar untuk mencapai bahwa Olimpiade memberikan prioritas utama pada keselamatan dan keamanan rakyat," kata Suga. Rizky Jaramaya