REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat melayangkan surat permohonan kepada perbankan untuk memberikan keringanan dengan membebaskan pembayaran kredit pinjaman modal usaha selama beberapa bulan ke depan bagi pedagang di pasar darurat Leles yang menjadi korban kebakaran.
"Kita kirimkan surat ke perbankan untuk bisa memberikan kemudahan, sudah dibuatkan suratnya untuk perbankan di Garut saja," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Rabu (23/6).
Ia menuturkan petugas di lapangan sedang menginventarisir seluruh pedagang yang melakukan pinjaman modal usaha ke perbankan untuk selanjutnya akan diusulkan agar perbankan bersedia menunda tagihan kredit nasabahnya kepada pedagang Pasar Leles. Menurut dia adanya keringanan untuk tidak membayar kewajiban kredit selama beberapa bulan ke depan akan membantu meringankan beban pedagang korban kebakaran sampai kondisi usahanya kembali pulih.
"Kita inventarisir pedagang-pedagang yang kreditnya ke Bank BRI atau BJB, nanti kita akan minta satu dua bulan jangan dulu ditagih, ada kebijakan agar mereka jangan bayar dulu, kalau tidak bayar dulu kan itu lumayan," katanya.
Ia menyampaikan selain membebaskan kredit oleh perbankan, pemerintah daerah juga akan berupaya membantu meringankan pedagang Pasar Leles dengan memberikan bantuan stimulan modal seperti yang sudah pernah dilakukan bagi pedagang Pasar Limbangan.Namun bantuan untuk pedagang itu, kata dia, tidak besar, diperkirakan sebesar Rp1 sampai Rp 2 juta per pedagang dan proses realisasinya akan berlangsung lama karena harus menempuh mekanisme yang ada.
"Nanti akan kita pikirkan bantuan sosial, sebab sekarang yang dipercepat itu bagaimana mempercepat proses dagang dan bagaimana di tanggap darurat bisa memperoleh jaminan hidup," katanya.
Kebakaran pasar darurat Leles yang terjadi Ahad (20/6) tengah malam itu menghanguskan 412 kios dan 60 lapak dengan kerugian materi diperkirakan mencapai Rp5 miliar.