REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemandangan tak biasa nampak di halaman depan dr. RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi, satu pekan terakhir.
Jumlah orang yang sakit tak henti-hentinya datang. Memang, tak semua pasien yang berdatangan itu positif Covid-19.
Namun, mayoritas pasien yang tiba di sana sudah dalam kondisi sesak nafas dan lemas. Pihak RSUD CAM, akhirnya mendirikan tenda darurat pada Selasa (22/6) lalu.
Hal itu dilakukan lantaran jumlah pasien yang datang sudah tak tertampung lagi di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Puncaknya, pada Jumat pagi (25/3) para pasien yang tiba sudah tak beraturan lagi.
Beberapa orang mendapatkan perawatan darurat menggunakan oksigen dan kursi roda. Namun, yang tak beruntung, ada yang datang diantar menggunakan mobil bak terbuka, hingga tergeletak di aspal tanpa alas dan berselimut seadanya.
Para tenaga kesehatan yang bertugas pun hilir mudik di area tenda dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Direktur RSUD Kota Bekasi, dr Kusnanto Saidi, menuturkan, rumah sakit sudah mendirikan tiga tenda darurat. Tenda itu berperan menggantikan IGD sebagai ruang skrining, sehingga pasien positif dan negatif Covid-19 dapat dirawat terpisah.
"Sebenarnya di tenda (triase) ini kita sediakan awalnya 30 bed, tapi kan kita enggak bisa menolak orang datang," kata Kusnanto, kepada wartawan, Jumat (25/6).
Semula, kata Kusnanto, ada 265 kapasitas bed yang ada untuk pasien Covid-19. Karena terus bertambah jumlahnya, lalu RSUD sudah menambah 100 bed. Namun, jumlah itu masih saja tak cukup.
"Pasien Covid-19 sudah luar biasa yah, dari 265 kita tambah lagi 100 ya sekarang masih belum cukup," terang dia.
Pihak RSUD sedianya akan membuka satu lantai lagi di gedung E rumah sakit, dengan kapasitas sebanyak 45 tempat tidur. Sehingga, kapasitas tempat perawatan pasien mencapai 400 tempat tidur.
"Dari 600 kapasitas yang ada di RSUD Kota Bekasi, yang 200-nya kita peruntukkan untuk pasien-pasien yang noncovid-19," ungkapnya.
Pandangan yang semakin mencekam muncul lagi tatkala mobil jenazah pun lalu lalang hilir mudik masuk dan keluar area rumah sakit, baik untuk menjemput pasien yang hendak dirawat maupun yang hendak di antar ke liang lahat.
Masih kata Kusnanto, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia ada 8 persen dari total yang dirawat."Kalau dikumulatif (yang meninggal) sekitar 8 persen dari 600 pasien yang kita rawat, sekitar 8 persennya meninggal," tutur dia.