REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang pria di Provinsi Sichuan, China, ditembak mati setelah mengeluarkan ancaman akan meledakkan bom. Pelaku ditembak usai menolak menyerah kepada petugas kepolisian.
Polisi China, Sabtu (26/6) menyatakan, pria bermarga Ma (36) asal Provinsi Jilin ditembak mati di rumah kontrakannya di Kota Guangan, Provinsi Sichuan, saat hendak ditangkap akibat tindak pidana pencurian. Ia mengancam akan meledakkan bom di kontrakannya tersebut.
Dalam rilis tersebut, Ma diduga memegang alat kendali jarak jauh (remote-control) dan meletakkan empat bahan peledak saat hendak ditangkap. Ma juga mengaku masih menyimpan belasan kilogram bahan peledak di rumah kontrakannya.
Pelaku ditembak mati setelah dalam waktu 16 jam polisi gagal membujuknya untuk menyerah, demikian laman berita GIExpat."Setelah dibujuk beberapa kali selama 16 jam, tersangka Ma tetap menolak dengan memegang remote-control dan berulang kali mengancam akan meledakkan bahan peledak," kata polisi.
Sedikitnya tujuh unit bom rakitan ditemukan polisi dan dijinakkan setelah melalui penggeledahan selama hampir enam jam.