Selasa 29 Jun 2021 19:50 WIB

Tim SAR Masih Cari 150 Korban Runtuhnya Apartemen Miami

Operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran memasuki hari keenam pada Selasa

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Apartemen 12 lantai yang rubuh di Miami.
Foto: EPA/Cristobal Herera
Apartemen 12 lantai yang rubuh di Miami.

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Sedikitnya 11 orang tewas dan 150 lainnya masih belum ditemukan setelah apartemen 12 lantai runtuh di Miami-Dade County, Florida Selatan pekan lalu. Operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran memasuki hari keenam pada Selasa (29/6), ketika kru terus menyisir tumpukan puing-puing dengan hati-hati dengan harapan menemukan korban selamat.

Runtuhnya bangunan terjadi sekitar pukul 01.15 waktu setempat Kamis (24/6) lalu di kondominium Champlain Towers South di kota kecil tepi pantai Surfside, sekitar 6 mil di utara Pantai Miami. Sekitar 55 dari 136 unit kompleks tepi laut hancur, menurut Asisten Kepala Penyelamatan Kebakaran Miami-Dade Raide Jadallah.

Baca Juga

Sejauh ini, 136 orang yang tinggal di apartemen pada saat bencana telah diperhitungkan. Wali Kota Miami-Dade County, Daniella Levine Cava, mencatat jumlahnya belum pasti dan akan terus bertambah.

"Struktur yang tersisa yang masih berdiri dibersihkan oleh kru penyelamat pekan lalu dan semua sumber daya telah mengalihkan fokus ke puing-puing," kata Jadallah dilansir ABC News, Selasa (29/6).

Ratusan responden pertama dan sukarelawan telah bekerja sepanjang waktu untuk menemukan korban selamat atau mayat di puing-puing. Kru telah memotong parit sepanjang 125 kaki, lebar 20 kaki, dan kedalaman 40 kaki melalui tumpukan untuk membantu meningkatkan pencarian mereka.

Hingga Senin (28/6) sore, para kru masih belum secara fisik mencapai bagian bawah tumpukan. Namun, kamera yang ditempatkan di dalamnya menunjukkan rongga dan kantong udara di mana orang bisa terjebak, kata Jadallah, sehingga mereka belum siap untuk mengalihkan upaya penyelamatan ke pemulihan. Lebih dari 80 kru penyelamat bekerja di tumpukan sekaligus, mendengarkan suara dan mencoba menembus reruntuhan.  

Wakil komandan insiden Penyelamatan Kebakaran Miami-Dade, Andy Alvarez, yang mengawasi upaya pencarian dan penyelamatan, menggambarkan proses tersebut sebagai hal yang mendesak dan melelahkan. "Ini adalah pencarian panik untuk terus melihat harapan itu, keajaiban itu, untuk melihat siapa yang bisa kita bawa keluar dari gedung ini hidup-hidup," kata Alvarez.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement