REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ratusan orang unjuk rasa di luar kantor kedutaan China, Kamis (1/7). Mereka memprotes perlakuan pemerintah China terhadap kaum minoritas Muslim Uighur ketika China memperingati peringatan 100 tahun Partai Komunis China.
Di antara ratusan orang itu, ada Asiya yang merupakan Muslim Uighur. Dia terpaksa mengungsi ke Inggris untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Asiya yang bukan nama aslinya memegang plakat sambil mengenakan kaus biru muda bertuliskan “Stand4Uyghur.”
“Kami datang ke sini setiap bulan untuk mengadakan protes simbolis terhadap China. Melihat ratusan orang membela saudara-saudari Uighur saya, itu memberi saya kegembiraan besar dan harapan penindasan akan berakhir,” kata Asiya.
Diselenggarakan oleh koalisi lebih dari 50 organisasi Muslim termasuk Masjid London Timur, Federasi Perhimpunan Mahasiswa Islam dan CAGE, pengunjuk rasa menentang tindakan China, yakni penahanan satu juta orang Uighur. Kelompok hak asasi mengatakan orang Uighur dan sebagian besar Muslim di wilayah Xinjiang barat laut China telah dipenjara di kamp pendidikan dalam upaya untuk membasmi Islam.
Muslim Uighur merupakan orang yang taat beribadah. Mereka berpuasa, tidak minum alkohol, menumbuhkan janggut, dan memakai busana Muslim.