Jumat 02 Jul 2021 19:50 WIB

Persediaan Oksigen di Garut Berkurang

Distributor kesulitan mencari bahan baku oksigen yang dinilai langka.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Persediaan Oksigen di Garut Berkurang (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Persediaan Oksigen di Garut Berkurang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mengklaim persediaan oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 masih stabil. Hingga Kamis (1/7), pasien yang membutuhkan oksigen masih tertangani dengan baik. 

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Rita Sobariah mengatakan, hingga saat ini persediaan masih terbilang cukup. Namun, ia mengakui, perputaran kebutugan oksigen sangat cepat. 

"Setiap hari, misalnya di RUSUN (tempat isolasi terpusat) mengisi 30 tabung, dalam waktu sehari harus sudah diisi ulang kembali. Ketika ada hambatan satu hari, tak ada pengiriman oksigen, dampaknya sangat drastis," kata dia ketika dihubungi Republika, Jumat (2/7).

Ia mengatakan, saat ini pihaknya mulai mendapat laporan kekurangan oksigen per Jumat. Hal itu dikarenakan suplai oksigen dari distributor berkurang. Sebab, distributor juga kesulitan mencari bahan baku oksigen yang dinilai langka.

"Kami sudah mengambil dari Garut sampai ke Cianjur. Tapi sama, karena semua daerah keslulitan," kata dia.

Rita mengatakan, untuk mengatasi kekurangan itu pihaknya akan mencoba merujuk pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen ke RSUD dr Slamet. Pasalnya, di RSUD dr Slamet terdapat penampungan oksigen yang tersentral. 

"Kalau nanti pasien di luar RSUD butuh oksigen, bisa dirujuk ke sana," ujar dia.

Sementara itu, Direktur RSUD dr Slamet, Husodo Dewo Adi mengatakan, pihaknya memiliki dua tangki penampungan oksigen. Dua tangki itu diperkirakan cukup untuk melayani pasien Covid-19 hingga tiga pekan ke depan. 

"Selama ini belum ada kekurangan oksigen untuk di RSUD. Kita juga minta pihak ketiga terus suplai. Jangan sampai berhenti," kata dia.

Namun, ia mengungkapkan, pihaknya sudah menerima informasi dari pihak ketiga bahwa persediaan oksigen mereka sudah terbatas. Karenanya, pihaknya akan siap-siap mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

"Mereka sekarang tak menjanjikan pekan depan bisa lancar. Tapi saya minta tetap minta Garut jangan sampai dilewatkan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement