REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mengklaim persediaan oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 masih stabil. Hingga Kamis (1/7), pasien yang membutuhkan oksigen masih tertangani dengan baik.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Rita Sobariah mengatakan, hingga saat ini persediaan masih terbilang cukup. Namun, ia mengakui, perputaran kebutugan oksigen sangat cepat.
"Setiap hari, misalnya di RUSUN (tempat isolasi terpusat) mengisi 30 tabung, dalam waktu sehari harus sudah diisi ulang kembali. Ketika ada hambatan satu hari, tak ada pengiriman oksigen, dampaknya sangat drastis," kata dia ketika dihubungi Republika, Jumat (2/7).
Ia mengatakan, saat ini pihaknya mulai mendapat laporan kekurangan oksigen per Jumat. Hal itu dikarenakan suplai oksigen dari distributor berkurang. Sebab, distributor juga kesulitan mencari bahan baku oksigen yang dinilai langka.
"Kami sudah mengambil dari Garut sampai ke Cianjur. Tapi sama, karena semua daerah keslulitan," kata dia.
Rita mengatakan, untuk mengatasi kekurangan itu pihaknya akan mencoba merujuk pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen ke RSUD dr Slamet. Pasalnya, di RSUD dr Slamet terdapat penampungan oksigen yang tersentral.
"Kalau nanti pasien di luar RSUD butuh oksigen, bisa dirujuk ke sana," ujar dia.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Slamet, Husodo Dewo Adi mengatakan, pihaknya memiliki dua tangki penampungan oksigen. Dua tangki itu diperkirakan cukup untuk melayani pasien Covid-19 hingga tiga pekan ke depan.
"Selama ini belum ada kekurangan oksigen untuk di RSUD. Kita juga minta pihak ketiga terus suplai. Jangan sampai berhenti," kata dia.
Namun, ia mengungkapkan, pihaknya sudah menerima informasi dari pihak ketiga bahwa persediaan oksigen mereka sudah terbatas. Karenanya, pihaknya akan siap-siap mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
"Mereka sekarang tak menjanjikan pekan depan bisa lancar. Tapi saya minta tetap minta Garut jangan sampai dilewatkan," kata dia.