REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria dari Las Vegas, Nevada, Ricky Uwich (58) terekam CCTV mengolesi daging bacon di mobil dan rumah keluarga Muslim. Berdasarkan laporan polisi, dia ditangkap dengan tuduhan pelecehan, penguntitan, dan pengganggu, semua berdasarkan ras, warna kulit, agama, atau asal negara.
Seperti dikutip dari laporan Newsweek, Sabtu (3/7), Uwich telah dituduh melecehkan sebuah keluarga Muslim, termasuk dua anak kecil sejak Januari 2021 lalu. Para korban mengatakan kepada pihak berwenang bahwa mereka mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Sebelumnya seorang petugas polisi Las Vegas menanggapi panggilan telepon dari Uwich pada 21 Juni. Setelah tiba di kediaman Uwich, petugas itu diberitahu bahwa ada keluarga Muslim tetangga yang diduga teroris telah mengganggunya.
Ketika petugas mengunjungi keluarga Muslim tersebut. Keluarga itu memberi tahu bahwa masalah tersebut dimulai oleh Uwich sejak Januari dan mengklaim bahwa perilakunya terhadap mereka semakin buruk sejak itu.
Keluarga tersebut mengatakan bahwa mereka sebenarnya berusaha untuk berteman dengan Uwich, termasuk dengan membuatkan dia makanan. Namun, ternyata Uwich tidak senang dengan upaya tersebut.
Akhirnya, Uwich mengoleskan daging bacon di gagang pintu dan dinding rumah mereka pada 19 Juni. Dua hari setelahnya, Uwich juga mengolesi daging bacon di mobil keluarga Muslim tersebut. Bacon sendiri merupakan produk daging yang terbuat dari babi, yang mana sangat dilarang dalam agama Islam.
Kelurga Muslim tersebut kemudian memberikan gambar dan rekaman video Uwich yang tengah mengolesi di rumah dan mobil mereka. KTNV melaporkan bahwa salah satu anggota keluarga Muslim tersebut tampak kesal saat berbicara dengan polisi tentang situasi tersebut.
Masih menurut KTNV, Uwich mengaku mengolesi daging bacon di rumah dan mobil keluarga Muslim tersebut karena tidak menyukai Muslim dan meyakini mereka lah yang melakukan serangan teror 9/11.
Sebuah laporan yang dirilis oleh FBI pada November 2020 menunjukkan bahwa kejahatan rasial di AS telah meningkat ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Statistik menunjukkan bahwa ada 7.234 kejahatan rasial yang dilakukan di AS pada 2019, angka tertinggi sejak 7.783 tercatat pada 2008.
Laporan tersebut menemukan bahwa dari 1.715 korban kejahatan kebencian anti-agama di AS pada 2019, 13,2 persen adalah korban bias anti-Islam. Sedangkan angka untuk tahun 2020 belum dirilis.