Selasa 06 Jul 2021 00:40 WIB

RS Overload, MER-C Inisiasi Isomantau

Relawan MER-C akan pantau kondisi pasien secara virtual.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Warga terpapar Covid 19 menempelkan stiker bertuliskan: Mohon Doa Kami Sedang Isolasi Mandiri di depan rumahnya di lingkungan Komplek Depkes RW 04 Sunter Jaaya, Jakarta, Ahad (4/7). Penempelan stiker di rumah warga yang terpapar Covid 19 ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan dan pendataan Satgas Covid 19 di lingkungan ini. Foto: darmawan/republika.
Foto: REPUBLIKA
Warga terpapar Covid 19 menempelkan stiker bertuliskan: Mohon Doa Kami Sedang Isolasi Mandiri di depan rumahnya di lingkungan Komplek Depkes RW 04 Sunter Jaaya, Jakarta, Ahad (4/7). Penempelan stiker di rumah warga yang terpapar Covid 19 ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan dan pendataan Satgas Covid 19 di lingkungan ini. Foto: darmawan/republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — MER-C memulai program inisiasi untuk menyelamatkan ketersediaan IGD bagi pasien Covid-19 yang membutuhkan. MER-C menilai kini di berbagai rumah sakit (RS), banyak pasien yang dirawat justru bukanlah pasien dengan gejala sedang hingga kritis.

‘’Upaya kami, untuk mencegah overload pasien yang seharusnya tidak perlu dirawat di RS,’’ ujar Ketua tim program isolasi mandiri terpantau (Isomantau), dr Tasykuru Rizqa, dalam diskusi daring, Senin (5/7).

Baca Juga

Dia menambahkan, siapapun bisa memanfaatkan program yang diadakan oleh MER-C ini jika memiliki bukti terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan swab PCR atau antigen. Setelah mendaftar, pesan dari masyarakat kata dia, akan diterima oleh admin dan dilakukan screening lanjutan oleh para tenaga kesehatan, mulai dari dokter spesialis, umum, bidan dan lainnya.

‘’Dari situ ditentukan, apakah pasien bisa melakukan isomantau atau perlu dirujuk lebih lanjut. Jika bisa, pasien akan dipantau dan di-follow up oleh relawan MER-C dengan menggunakan gawai,’’ katanya.

Dia menambahkan, para relawan akan terus memantau pasien dan menanyakan keadaan layaknya kunjungan dokter langsung, meski tidak bertatap muka. Dalam kesempatan itu, saran dan pertanyaan pasien bisa didapatkan dari relawan medis.

‘’Jadi pasien tidak panik dan merasa harus ke IGD, padahal cukup isolasi di rumah saja. Usaha kita jangan sampai ada perburukan yang dialami pasien tapi mereka tidak tahu,’’ katanya.

Selama enam hari program berlangsung hingga saat ini, dia mengaku sudah ada 171 orang yang mendaftar. Namun demikian, hanya 122 yang layak pasca dilakukan screening.

‘’38 lainnya ada yang tidak layak. Itu bisa karena kondisi dari pasien sendiri yang sudah mendapati gejala sedang atau berat, atau keadaan pasien yang memiliki ruang terpisah untuk isolasi atau tidak, dan mungkin karena domisili, mengingat program ini masih di DKI saja,’’ kata dia.

Khusus gejala yang melebihi ringan, katanya, pasien akan disarankan untuk mendapatkan fasilitas kesehatan lebih tinggi. Mulai dari puskesmas hingga akhirnya dirujuk ke RS atau Wisma Atlet dan lainnya.

‘’Paling banyak daftar dari kelompok usia muda. Kita akan terus lakukan program Isomantau ini dengan evaluasi dan perbaikan ke depannya,’’ lanjut dia. Sebagai informasi, bagi masyarakat yang memerlukan bantuan MER-C, bisa menghubungi kontak WhatsApp otomatis terlebih dahulu di 0822 9922 5050.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement