Selasa 06 Jul 2021 20:05 WIB

Antrean Sampai 150 Tabung, Penjual Oksigen Hampir Tumbang 

Dari rata-rata 50 tabung per hari, kini melonjak menjadi 150 tabung oksigen per hari.

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Pekerja mengangkat tabung oksigen di depot pengisian oksigen medical, Manggarai, Jakarta, Jumat (18/6). Menurut pemilik depot pengisian oksigen, Ervan permintaan oksigen pada seminggu terakhir mengalami peningkatan mencapai 100 persen seiring dengan jumlah pasien covid-19 di DKI Jakarta mengalami lonjakan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja mengangkat tabung oksigen di depot pengisian oksigen medical, Manggarai, Jakarta, Jumat (18/6). Menurut pemilik depot pengisian oksigen, Ervan permintaan oksigen pada seminggu terakhir mengalami peningkatan mencapai 100 persen seiring dengan jumlah pasien covid-19 di DKI Jakarta mengalami lonjakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembeli oksigen isi ulang terus melonjak seiring meningkatnya jumlah kasus aktif Covid-19 di Jakarta. Penjual oksigen isi ulang pun kewalahan dan hampir 'tumbang' melayani pembeli yang terus datang tanpa henti sedari pagi sampai malam. 

Potret semacam itu salah satunya tampak di depot oksigen Rintis Usaha Bersama (RUB) yang berlokasi di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan. Di sana, pada awal Juni rata-rata per hari hanya 50 tabung kapasitas satu kubik yang harus diisi. 

Akhir Juni, permintaan naik dua kali lipat jadi 100 tabung. "Kalau sekarang rata-rata per hari sudah 150 tabung," kata Ervan, pengelola depot RUB, kepada Republika, Selasa (6/7). 

Ervan mengaku, bersama lima karyawannya kewalahan menghadapi lonjakan pembeli ini. Para karyawannya sampai tak sempat istirahat. "Tenaga kita nih mulai kewalahan," kata dia. 

Agar tetap bisa istirahat, kata Ervan, dirinya menambah satu karyawan sehingga anak buahnya total jadi enam orang. Ervan yang biasanya hanya mengurusi administrasi barang keluar-masuk, kini juga turun tangan mengisi oksigen. 

Selain itu, proses pengisian oksigen kini dibagi dalam empat sesi. Per sesi untuk 50 orang pembeli. "Selesai satu sesi nanti kita baru istirahat 30 menit," kata Ervan. 

Depot isi ulang oksigen itu buka sejak pukul 07.00 WIB hingga 19.00 WIB. Ervan menetapkan, depotnya tutup tiap jam 19.00 WIB agar karyawannya bisa istirahat meski masih ada pembeli yang datang. "Kalau lanjut terus kita takutnya tumbang," kata dia. 

Meski demikian, kata Ervan, sering kali depotnya tutup lewat dari pukul 19.00 WIB. Sebab, selalu ada pembeli yang datang dengan kebutuhan oksigen sangat mendesak untuk kerabatnya yang sedang sesak napas karena Covid-19. 

"Kadang juga ngaret kita tutupnya sampai jam 9 malam, karena pada minta tolong isi oksigen karena urgen. Mau gimana lagi kan, kalau butuh banget ya kita layani," ujarnya. 

Di sisi lain, Ervan memastikan, stok oksigen isi ulang di depotnya aman. Pasokan oksigen selalu datang setiap hari dari pabrik di Bekasi. 

Kasus Covid-19 terus melonjak di Jakarta. Per Selasa (6/7), terdapat 94.584 kasus aktif atau orang yang masih diisolasi atau dirawat. Alhasil, warga berduyun-duyun mengisi tabung oksigen untuk membantu pernafasan keluarganya yang sedang sakit karena Covid-19.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement