REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina akan mengirim ke Amerika Serikat kotak hitam pesawat Lockheed C-130 yang jatuh pada akhir pekan ini. Demikian disampaikan kepala militer Filipina Cirilito Sobejana pada Rabu (7/7).
"AS telah berkomitmen untuk membantu mengekstrak informasi dari data penerbangan dan perekam suara kokpit yang dapat menjelaskan tentang insiden tragis kecelakaan pesawat yang menewaskan 53 orang di provinsi selatan Jolo," kata Sobejana dalam wawancara dengan televisi lokal.
Sobejana mengatakan, Filipina tidak memiliki kemampuan untuk mengekstrak data dari kotak hitam. Dia tidak memberikan jadwal kapan para ahli AS dapat menyelesaikan ekstraksi data.
Pesawat Lockheed C-13 sedang membawa pasukan menuju operasi kontra pemberontakan ketika jatuh bersama 96 penumpang. Kecelakaan udara itu menewaskan 53 orang dan merupakan yang terburuk bagi dunia militer di negara itu dalam hampir tiga dekade.
Di antara korban tewas, terdapat tiga warga sipil di darat, sementara beberapa kru lainnya terluka. Saat ditanya apakah cuaca buruk atau kesalahan manusia bisa menjadi penyebab kecelakaan pesawat itu? Sobejana mengatakan akan menunggu laporan resmi penyidik.
"Saya mengatakan kepada mereka untuk melakukannya secepat yang kami bisa, tetapi tidak bisa tergesa-gesa," katanya.
"Kami ingin mendapatkan informasi atau fakta yang akurat," lanjutnya.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin menawarkan dukungan tambahan kepada Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana saat mereka berbicara melalui telepon pada Selasa (6/7) untuk membahas soal kecelakaan pesawat itu.
Kedua menteri juga membahas tentang dukungan evakuasi medis kritis yang diberikan oleh personel AS dan kemungkinan bantuan lainnya, termasuk identifikasi korban. Demikian menurut sebuah pernyataan yang dirilis di Washington.
Sobejana mengatakan, 16 korban kecelakaan pesawat telah diidentifikasi. Beberapa jasad korban terbakar tanpa bisa dikenali, dan pihak berwenang akan mengandalkan catatan gigi dan pengujian forensik untuk mengidentifikasi mereka.