REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan masyarakat dan semua pihak hendaknya menyadari bahwa Covid-19 adalah masalah yang sangat serius.
Sudah lebih dari 61 ribu orang meninggal dunia. Jumlah tersebut sudah bisa menjadi alasan pandemi Covid-19 sebagai tragedi kemanusiaan. Tidak sedikit dari mereka yang wafat adalah para tenaga medis, tokoh bangsa, ulama, dan intelektual terkemuka.
"Ada gejala dimana sebagian masyarakat dan aparat menyikapi pandemi Covid-19 sebagai masalah yang biasa dan tidak menunjukkan sense of crisis dan simpati terhadap mereka yang wafat atau terpapar. Alih-alih menolong, mereka justeru menunjukkan kepongahan intelektual dan kejumudan wawasan keagamaan yang menjerumuskan masyarakat ke dalam kehancuran,"ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (8/7).
Abdul Mu'ti mengajak semua pihak untuk bekerjasama dan lebih bersungguh-sungguh mencegah dan mengatasi pandemi Covid-19 beserta berbagai dampak yang ditimbulkan.
"Saya sangat prihatin dengan banyaknya berita hoaks, terutama yang disebarkan melalui media sosial. Sekarang bukan waktunya melakukan manuver dan manipulasi politik serta politisasi pandemi Covid-19," jelas dia.
Abdul Mu'ti juga mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk melakukan muhasabah dan memohon pertolongan Allah serta langkah-langkah ilmiah agar pandemi Covid-19 dapat segera teratasi.
Dalam cuitan twitter terakhirnya tentang Covid-19, Abdul Mu'ti menyebutkan, "Memperhatikan banyaknya masyarakat yang wafat karena Covid-19, tidak berlebihan kalau tahun 2021 disebut sebagai tahun duka cita. Jumlah yang wafat terus meningkat seiring keterbatasan fasilitas dan pelayanan rumah sakit,"cuitan dia dalam akun @Abe_Mukti
Dia juga mengimbau jika memang keadaan tidak membaik, tidak ada salahnya apabila bangsa Indonesia mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai ungkapan belasungkawa.