Sabtu 10 Jul 2021 10:42 WIB

Tes Usap Massal, Positivity Rate di Kota Tangerang 20 Persen

Pemkot Tangerang akan memaksimalkan penerapan PPKM darurat di wilayahnya.

Rep: Eva Rianti/ Red: Hiru Muhammad
Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (LABKESDA) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (6/4/2020) terkonfirmasi positif COVID-19 di Banten mencapai 187 kasus.
Foto: ANTARA/Fauzan
Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (LABKESDA) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (6/4/2020) terkonfirmasi positif COVID-19 di Banten mencapai 187 kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Pemerintah Kota Tangerang terus melakukan swab test atau tes usap massal pada masa penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Dari testing tersebut, terlihat angka kasus Covid-19 di Kota Tangerang masih sangat tinggi.  

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah menuturkan, pelaksanaan tes usap massal di Kota Tangerang telah dilakukan selama tiga hari. Hasilnya menunjukkan angka positivity rate-nya hariannya mencapai hingga 20 persen, jauh dari angka ambang batas minimal positivity rate yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO) sebesar 5 persen.

“Sudah tiga hari kami laksanakan swab massal, dari testing sebanyak 5.587 spesimen, yang terkonfirmasi positif sebanyak 1.154 atau 20,6 persen positivity rate-nya. Angka tersebut terhimpun dari 13 kecamatan,” ujar Arief, Jumat.

Untuk dapat menekan angka kasus Covid-19, Arief mengatakan akan memaksimalkan penerapan PPKM darurat di wilayahnya. Dia meminta semua pihak untuk dapat mengurangi kegiatan mobilitas di luar rumah.

“PPKM darurat harus terus kita terapkan sebaik mungkin dan semaksimal mungkin karena kita percaya apabila mobilitas berkurang angka kasus Covid-19 pasti akan berkurang,” katanya.

Arief juga menginstruksikan kepada para camat dan lurah untuk bisa mengoptimalkan satuan tugas (satgas) yang berada di RW untuk bisa menjalankan program Kampung Tangguh Jaya Siaga Corona (Sigacor). Hal itu untuk semakin memaksimalkan pengawasan penerapan protokol kesehatan di tingkat terbawah. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement