Senin 12 Jul 2021 16:13 WIB

ADHI Peroleh Kontrak Baru Rp 6,7 Triliun di Semester I

ADHI melaporkan 88 persen dari kontrak baru berasal dari sektor konstruksi

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek infrastruktur Depo LRT (Light Rail Transit) di Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru senilai Rp 6,7 triliun pada semester I 2021. Perolehan kontrak baru ini naik sebesar 45 persen dibandingkan perolehan kontrak baru pada semester pertama di tahun lalu yang sebesar Rp 4,0 triliun.
Foto: ANTARA Fakhri Hermansyah
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek infrastruktur Depo LRT (Light Rail Transit) di Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru senilai Rp 6,7 triliun pada semester I 2021. Perolehan kontrak baru ini naik sebesar 45 persen dibandingkan perolehan kontrak baru pada semester pertama di tahun lalu yang sebesar Rp 4,0 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru senilai Rp 6,7 triliun pada semester I 2021. Perolehan kontrak baru ini naik sebesar 45 persen dibandingkan perolehan kontrak baru pada semester pertama di tahun lalu yang sebesar Rp 4,0 triliun.

"Nilai kontrak ini merupakan gabungan dari seluruh kontrak yang ada di berbagai lini bisnis yang ADHI miliki," kata Corporate Secretary PT Adhi Karya Tbk, Farid Budiono, melalui keterangan resminya yang diunggah dalam keterbukaan informasi BEI, akhir pekan lalu. 

Farid memerinci, kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada Juni 2021 tersebut meliputi lini bisnis Konstruksi sebesar 88,83 persen dan Energi sebesar 1,71 persen. Kemudian kontrak baru dari sektor Properti sebesar 9,03 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya. 

Selain lini bisnis, kontrak ini juga meliputi berbagai tipe pekerjaan yang terdiri dari proyek gedung sebesar 20,98 persen, jalan dan jembatan sebesar 44,41 persen. Lalu ada pula proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, dan proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 32,44 persen. Sisanya sebesar 2,17 persen pada tipe pekerjaan properti. 

Berdasarkan segmentasi sumber dana, Farid menjelaskan, realisasi kontrak baru yang bersumber dari Pemerintah mencapai sebesar 32,94 persen. Adapun dari BUMN porsinya sebesar 2,05 persen, sementara proyek kepemilikian swasta atau lainnya sebesar 65,01 persen.

Untuk rencana perolehan semester kedua, ADHI saat ini tengah mengikuti proses tender untuk beberapa proyek perkeretaapian, proyek infrastruktur, proyek gedung, serta proyek lainnya. "Dengan proses tender tersebut, tahun ini ADHI masih optimistis untuk dapat memperoleh peningkatan capaian kontrak sebesar 20-25 persen dibandingkan tahun sebelumnya," tutur Farid.

ADHI juga terus berkomitmen dalam penyelesaian berbagai pekerjaan Proyek Strategis Nasional. Hal ini terlihat dari kemajuan pekerjaan proyek ADHI, seperti Pembangunan Prasarana Kereta Cepat Ringan/ Light Rail Transit Jabodebek, serta Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Sigli-Banda Aceh.

Progres LRT Jabodebek 

Sesuai penugasan ADHI pada Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2015 beserta perubahannya, telah dilaksanakan pembangunan prasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit wilayah Jabodebek tahap I sejak September 2015. Sampai dengan 2 Juli 2021 progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 85,75 persen. 

Rincian progres pada setiap lintas pelayanannya sebagai berikut:

• Lintas Pelayanan 1 Cawang-Cibubur : 93,85 persen

• Lintas Pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas : 86,13 persen

• Lintas Pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur : 91,27 persen

• Depo : 47,33 persen

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement