REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Kasus meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 di Solo mencapai rekor tertinggi pada Senin (12/7). Dalam sehari, tercatat ada 20 kasus meninggal dunia akibat Covid-19 di Kota Bengawan.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, jumlah kasus penyebaran Covid-19 per Senin (12/7) secara kumulatif mencapai 17.787 dengan kasus aktif sebanyak 3.671 orang. Kasus aktif tersebut terdiri atas 3.401 orang isolasi mandiri/terpusat dan 270 pasien menjalani perawatan. Sebanyak 13.397 orang telah dinyatakan sembuh/pulang, sedangkan 719 orang meninggal dunia.
Jumlah pasien yang meninggal dunia bertambah 20 orang, pada Ahad (11/7) total kematian ada 699 orang. Penambahan kasus baru pada Senin tercatat sebanyak 405 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengatakan, angka kematian Covid-19 pada Senin merupakan yang tertinggi di Solo sejak pandemi Covid-19."Ya, itu kita harus semakin hati-hati di rumah, memang kondisi rumah sakit seperti itu dan BOR-nya tinggi, tingkat perawatan di rumah sakit mungkin ada keterbatasan juga," ujar Ahyani saat dihubungi wartawan, Senin malam.
Ahyani menyatakan, mobilitas masyarakat masih sulit dikendalikan meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sudah diterapkan. Hal itu terlihat dari tingginya kasus harian penyebaran Covid-19. Dia memperkirakan, PPKM Darurat bakal diperpanjang jika tidak ada penurunan kasus. "Ya, kalau melihat trennya, sampai nanti satu pekan ke depan seperti ini tidak bisa turun, ya bisa jadi diperpanjang," ucapnya.
Di samping itu, Satgas Covid-19 tetap memperkuat upaya 3T, yakni penelusuran kontak erat (tracing), pengujian (testing) dan penanganan (treatment). Namun, sebelum adanya tracing, masyarakat diminta patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) serta aturan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan pemerintah sehingga dapat meminimalikan penyebaran Covid-19.
Satgas berupaya agar langkah-langkah tersebut tidak kendur, termasuk untuk menjaga semangat para tenaga kesehatan (nakes) dan tim cipta kondisi yang melakukan penegakan prokes."Pengetatan harus konsisten. Masyarakat harus mulai ikut gotong royong untuk menjaga prokes biar tidak semakin menular. Vaksinasi juga kami percepat," kata Ahyani.
Upaya percepatan vaksinasi di antaranya dengan menambah titik-titik vaksinasi selain di puskesmas dan rumah sakit. Selain itu, melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti TNI, Polri, dan Halodoc. Satgas juga mengoperasikan mobil vaksinasi keliling untuk jemput bola bagi lansia dan pralansia.