Jumat 22 Aug 2025 17:23 WIB

Kesal Balita Meninggal Penuh Cacing Gelang di Sukabumi, Dedi Mulyadi Minta Dinkes Audit Investigasi

Posyandu harus rutin melakukan penimbangan balita tiap bulan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar dan Dinkes Kabupaten Sukabumi untuk melakukan audit investigasi terhadap kasus bayi Raya yang meninggal dunia dengan dipenuhi cacing gelang. Ia pun meminta agar pemerintah desa, tim PKK, dan posyandu lebih aktif.

"Saya minta nih dinas kesehatan lakukan audit investigatif dan kemudian nanti rekomendasikan pada bupatinya untuk memberikan tindakan," ujar Dedi di Graha Sanusi Unpad, Jumat (22/8/2025).

Baca Juga

Dedi mengatakan, Posyandu harus rutin melakukan penimbangan balita tiap bulan. Selain itu, puskesmas harus mengecek kondisi masyarakat di lingkungannya. "Kita ini kan biasa, kalau nggak ada peristiwa, nggak sadar. Kan harusnya ini kan rutinitas yang dilakukan para kepala puskesmas," kata dia.

Ia mencontohkan kegiatan nganjang ka warga atau berkunjung ke warga Pemprov Jabar merupakan bagian dari upaya mendatangi warga. Dedi meminta kepada kepala desa dan kelurahan untuk melakukan hal serupa berkunjung ke warga.

Dedi merasa geram dengan Kabupaten Sukabumi yang banyak terjadi masalah. Oleh karena itu, ia meminta agar bupati dan direktur rumah sakit untuk mengevaluasi terkait administrasi yang menyebabkan pasien telat diobati. "Katanya dengarnya itu masih saudaranya kepala desa. Artinya kan perhatiannya kurang terhadap keluarga dan lingkungannya," kata dia.

Sebelumnya, bayi Raya berusia tiga tahun meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing yang keluar dari hidung dan anus. Ibunya diduga mengalami gangguan jiwa dan bapaknya mengalami TBC.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement