REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengebut skema vaksinasi 'jemput bola' alias vaksinasi keliling. Sasarannya adalah kawasan marginal atau wilayah di pinggiran kota yang selama ini belum tersentuh akses vaksinasi Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, jumlah stok vaksin Covid-19 di Indonesia pada Juli ini memang lebih banyak dari perkiraan awal. Dari yang awalnya direncanakan 31 juta dosis untuk Juli, kini meningkat jadi 45 juta dosis vaksin Covid-19.
"Vaksin ini, karena jumlah vaksin tadinya 31 juta untuk bulan ini. Karena ada sumbangan-sumbangan dari berbagai negara jadi 45 juta lebih hanya bulan ini," kata Luhut dalam keterangan pers, Senin (12/7).
Luhut menyebutkan, untuk menyiasati kelebihan pasokan ini maka pemerintah menggandeng TNI-Polri dan dinas kesehatan masing-masing kabupaten/kota untuk melakukan vaksinasi keliling ke wilayah yang warganya belum tersentuh vaksinasi.
"Kami sepakat akan peningkatan vaksinasi dilakukan oleh TNI Polri dan dinkes, langsung ke daerah-daerah marginal. Jadi pinggiran-pinggiran kota, langsung tim akan menyuntikkan di sana. Dan itu saya kira bisa berjalan minggu ini," kata Luhut.
Sebagai informasi, pada Senin (12/7) kemarin Indonesia menerima 10.000.280 dosis bahan baku vaksin Sinovac. Dengan kedatangan itu, maka sampai saat ini Indonesia telah mengamankan 132.735.540 dosis vaksin Covid-19, baik bahan baku atau vaksin jadi.
Rincian vaksin Covid-19 yang diterima Indonesia, Sinovac sebanyak 118.500.280 dosis (sebagian besar bulk), Astrazeneca dari Covax Facility sebanyak 8.236.800 dosis, Sinopharm sebanyak 2 juta dosis (500 ribu di antaranya pemberian Uni Emirat Arab), Astrazeneca pemberian Jepang sebanyak 998.400 dosis, dan terakhir Moderna dari Amerika Serikat sebanyak 3.000.060 dosis.