REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemprov Jawa Barat berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ia meminta kepada masyarakat untuk saling meminjamkan tabung oksigen kepada yang lainya. Misalnya bagi masyarakat yang sudah sembuh dari Covid-19 dan memiliki tabung oksigen bisa meminjamkan kepada pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri (isoman) yang membutuhkan.
"Karena barangnya terbatas maka kami berharap tabung bisa diputar seperti tabung gas. Jadi kita imbau kepada warga yang isoman dan sudah sembuh itu tabungnya melalui kendali pemerintah bisa dipinjam pakaikan ke sesama yang sedang berjuang melawan COVID-19," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, kepada wartawan, Rabu malam (15/7).
Emil menjelaskan, ada dua tahap yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tabung oksigen di Jawa Barat.
Yakni, kata dia, tahap pertama adalah dengan menyelesaikan suplai oksigen ke rumah sakit dan puskesmas. Pasokan oksigen ini nantinya akan diatur oleh posko tabung oksigen yang ada di kabupaten/kota setelah mendapatkan suplai dari Pemprov Jawa Barat.
"Kami bagi dua tahap, tahap pertama bereskan dulu supply kepada rumah sakit," katanya.
Sedangkan tahap dua, kata dia, adalah dengan meminjampakaikan tabung oksigen kepada masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebanyak 1.500 tabung oksigen dari Singapura sudah disiapkan.
"Sehingga 1.500 itu mengawali program tahap dua yaitu Pemda Prov Jabar melalui kota/kabupaten bisa meminjamkan tabung ini kepada warga-warga yang isoman di rumah," katanya.
Selain itu, menurut Emil, Pemprov Jawa Barat juga sudah meminta kepada Pemkab/Pemkot untuk mendirikan posko tabung oksigen. Tujuannya adalah untuk mengatur pinjam pakai dan pendistribusian tabung oksigen.
"Hari ini mengawali semangat manajemen oksigen di Jawa Barat yang jauh lebih baik. Ada posko komando Jawa Barat, ada posko kota/kabupaten yang tadi diserahkan dan kami juga akan membuat manajemen pinjaman tabung oksigen untuk warga, menunggu yang Singapura datang," katanya.
Selain manajemen penyaluran oksigen, kata dia, Pemprovinsi Jawa Barat juga terus melakukan upaya untuk menurunkan angka keterisian kamar (Bed Occupancy Rate). Beberapa upaya dilakukan dari mulai menambah kapasitas tempat tidur, menyediakan tempat isolasi mandiri di desa hingga menyiapkan hotel dan apartemen untuk pemulihan pasien COVID-19.
Hasilnya, kata dia, angka BOR rumah sakit pun perlahan turun hingga posisi terakhir di 87 persen. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Emil berharap BOR rumah sakit bisa kembali turun hingga di bawah 30 persen.
"Berita baik sedikit, BOR-nya sudah mulai turun, se-Jabar berhari-hari ini walaupun hanya sepersen. Terakhir 87 persen. Mudah mudahan dengan kerja keras kita untuk Cimahi, KBB dan lain-lain BOR kita bisa turun sampai suatu hari seperti sebelum libur Idul Fitri BOR kita bisa di bawah 30 persen," paparnya.