Jumat 16 Jul 2021 00:05 WIB

Ahli Prediksi Puncak Penyebaran Varian Delta

Ahli menilai penyebaran varian delta belum akan mereda dalam waktu dekat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Ahli menilai penyebaran varian delta belum akan mereda dalam waktu dekat.
Foto: Pixabay
Ahli menilai penyebaran varian delta belum akan mereda dalam waktu dekat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 tampak mulai bisa terkendali sebelum varian delta muncul. Kini, varian delta mendominasi banyak kasus Covid-19 di berbagai negara dan diperkirakan akan segera mendominasi kasus Covid-19 di dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di Amerika Serikat (AS) contohnya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa saat ini 58 persen kasus Covid-19 di negara tersebut disebabkan oleh varian delta. Padahal, sekitar dua pekan sebelumnya, persentase kasus Covid-19 di AS yang disebabkan oleh varian delta baru mencapai 31 persen, dan pada Mei baru 3 persen.

Baca Juga

Mantan pimpinan Food and Drug Administration (FDA) Scott Gottlieb MD mengatakan, perkembangan tersebut mengindikasikan bahwa varian delta menyebar dengan sangat cepat. Gottlieb menilai penyebaran varian delta belum akan mereda dalam waktu dekat.

Menurut prediksi Gottlieb, yang terburuk dari lonjakan kasus varian delta belum terjadi. Penyebaran kasus Covid-19 diperkirakan akan terus memburuk, sebelum kemudian membaik.

Gottlieb juga meprediksi bahwa puncak lonjakan kasus varian delta mungkin baru terjadi dalam waktu beberapa bulan ke depan. Di AS, Gottlieb menilai puncak lonjakan kasus varian delta akan terjadi di sekitar penghujung September 2021.

"Sepertinya, itulah yang terjadi," jelas Gottlieb, seperti dilansir BestLife, Kamis (15/7).

Untuk mengantisipasi hal ini, Gottlieb menilai area-area dengan cakupan vaksinasi yang rendah dan mengalami peningkatan kasus Covid-19 perlu kembali mengetatkan pembatasan. Gottlieb menilai pengetatan pembatasan dan panduan kesehatan masyarakat di masa pandemi perlu disesuaikan dengan prevalensi dan risiko lokal di masing-masing wilayah, bukan dalam skala nasional.

"Ini akan menjadi epidemi yang sangat regional," ujar Gottlieb.

Di samping itu, Gottlieb juga mengatakan orang-orang yang sudah divaksinasi, khususnya yang berisiko, tetap perlu mematuhi protokol kesehatan. Beberapa contohnya adalah lansia berusia di atas 65 tahun dan individu dengan risiko masalah kesehatan yang tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement