REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Bom bunuh diri jelang perayaan Idul Adha di ibu kota Irak, Baghdad, menewaskan setidaknya 35 orang dan melukai puluhan lainnya di sebuah pasar. Menurut sumber polisi, lebih dari 60 lainnya terluka, selain dari korban jiwa yang masih bisa bertambah karena mereka dalam kondisi sangat kritis.
"Sebuah serangan teror menggunakan IED (alat peledak improvisasi) buatan lokal bertanggung jawab," kata kementerian dalam negeri Irak dalam sebuah pernyataan dikutip Aljazirah, Selasa (20/7).
Dalam sebuah pesan yang diposting ke saluran Telegram-nya, kelompok bersenjata ISIL (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengatakan, salah satu pejuangnya telah meledakkan rompi peledaknya di antara kerumunan.
Kejahatan keji
Presiden Irak, Barham Salih, menyebut pengeboman itu sebagai kejahatan keji. Dia juga menyampaikan belasungkawa sebesar-besarnya. “Mereka menargetkan warga sipil kami di Kota Sadr pada malam Idul Adha,” kata Salih dalam sebuah pesan di Twitter.
Secara terpisah, Komite Palang Merah Internasional menyatakan, serangan ini adalah malam Idul Adha yang menyedihkan di irak. Ledakan tersebut, menjadi yang ketiga kalinya terjadi di tahun ini. Pada April lalu, setidaknya empat orang tewas dalam serangan bom mobil di Kota Sadr. Ledakan itu disebabkan oleh alat peledak yang dipasang pada mobil yang diparkir di pasar.
Ali Yasin seorang penduduk di Kota Sady mengaku telah kehilangan harapan bahwa Irak akan menjadi tempat aman bagi anak-anaknya tumbuh. "Tidak ada satu haris Irak tanpa ada insiden tragis," ujarnya kepada CNN.
"Kenapa kita tidak hidup seperti negara lain? Kenapa kita tidak bisa menikmati kedamaian seperti negara di belahan lain?".