Rabu 21 Jul 2021 20:10 WIB

Prancis Masuki Gelombang Keempat Covid-19

Covid-19 varian delta mendominasi kasus di Prancis

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga Paris mengenakan masker berjalan di belakang Menara Eiffel.
Foto: EPA-EFE/IAN LANGSDON
Warga Paris mengenakan masker berjalan di belakang Menara Eiffel.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Pemerintah Prancis mengumumkan, mereka memasuki gelombang keempat Covid-19. Saat ini, Covid-19 Delta menjadi varian dominan di negara tersebut.

“Kami berada di gelombang keempat. Varian Delta paling banyak, lebih menular,” kata Perdana Menteri Prancis Jean Castex pada Rabu (21/7).

Baca Juga

Castex mengungkapkan, pemerintah telah menyelesaikan rapat mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk menghadapi gelombang keempat Covid-19 di sana. Pada Sabtu (17/7) pekan lalu, ribuan warga Prancis menggelar demonstrasi untuk memprotes rencana Presiden Emmanuel Macron mewajibkan vaksinasi Covid-19. 

Dalam rencana tersebut, warga yang belum divaksinasi dilarang memasuki tempat publik seperti bar, restoran, dan bioskop. Para warga yang berpartisipasi dalam aksi protes menganggap rencana Macron melanggar kebebasan mereka untuk tak divaksinasi. Selain di Paris, demonstrasi serupa juga digelar di kota-kota besar Prancis lainnya seperti Marseille, Lyon, dan Lille.

Merespons aksi tersebut, Jean Castex mengatakan vaksinasi, yang belum diwajibkan saat ini, adalah satu-satunya cara melawan Covid-19. "Saya mendengar keengganan yang muncul, tetapi saya pikir kita harus meyakinkan semua warga negara kita untuk divaksinasi. Itu adalah cara terbaik untuk mengatasi krisis kesehatan ini," kata Castex.

Awal pekan lalu, Emmanuel Macron mengatakan, dia berencana menerapkan kebijakan pembatasan bagi warga yang tak divaksinasi. Hal itu menjadi bagian dari upaya mengontrol dan memerangi lonjakan kasus baru Covid-19 di negara tersebut.

“Negara kita menghadapi lonjakan epidemi di seluruh wilayah, di daratan Prancis serta di luar negeri. Situasinya terkendali, tapi jika kita tidak bertindak sekarang, jumlah kasus akan meningkat signifikan dan menyebabkan peningkatan rawat inap,” kata Macron dalam pidatonya pada Senin (12/7), dikutip laman France24.

Dia mengungkapkan, pemeriksaan vaksinasi pada tenaga kesehatan dan pekerja rumahan akan dimulai pada September mendatang. Sementara sistem “Covid Pass” akan diperluas ke restoran, bar, dan tempat umum lainnya mulai Agustus.

Di bawah peraturan baru tersebut, orang yang ingin makan atau minum di luar harus membuktikan mereka telah divaksinasi atau memiliki bukti tes Covid-19 terbaru dengan hasil negatif. “Kami akan memiliki pendekatan sama, mengakui kewarganegaraan (dari mereka yang telah divaksinasi) dan membatasi yang tidak divaksinasi pada semua orang,” kata Macron. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement