REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya memfasilitasi isi ulang oksigen untuk kebutuhan medis yakni dengan melakukan jemput bola dari stasiun pengisian dan mentransfernya ke tabung-tabung milik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat lainnya.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan, langkah itu diambil untuk melakukan percepatan dalam memenuhi kebutuhan oksigen di fasilitas kesehatan. Febri berharap, langkah yang diambil bisa mempermudah rumah sakit dan mampu memenuhi ketersediaan oksigen bagi warga yang sedang menjalani perawatan. "Jadi di setiap rumah sakit itu ada tabung-tabung oksigen yang telah disiapkan," kata Febri di Surabaya, Rabu (21/7).
Transfer atau pengisian ulang oksigen, kata Febri, di antaranya dilakukan di Asrama Haji, Rumah Sakit Lapangan Tembak, RSUD dr. Soewandhie, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), hingga fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat di Medokan Ayu dan Simomulyo. Dia menyebut, ada sekitar 200 tabung oksigen yang setiap harinya dilakukan pengisian ulang.
"Itu kira-kira kita melayani dengan 9 unit pick up on call. Sekitar 200-an tabung lebih setiap harinya," ujar Febri.
Berdasarkan Data Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya, pada 20 Juli 2021 ada 207 tabung oksigen ukuran besar atau 6 meter kubik yang diisi ulang. Sedangkan untuk ukuran kecil atau 1 meter kubik, ada 45 tabung oksigen yang dilakukan pengisian ulang.
Febri menyebut, khusus RSUD BDH, pengisian ulang tabung oksigen dilakukan dua kali jalan atau dua rit. Itu dikarenakan jumlah tabung oksigen yang dimiliki Pemkot Surabaya untuk melakukan transfer terbatas. "Karena memang terbatas tabungnya. Misalkan, ambil 40 (tabung) nanti kemudian balik lagi (mengisi) yang kosong lagi," kata dia.
Menurut Febri, pemkot juga menyediakan tabung oksigen di RSLT karena tingginya kebutuhan oksigen di sana. Apalagi saat ini RSLT tak hanya digunakan untuk merawat pasien tanpa gejala dan gejala ringan, tapi juga pasien dengan saturasi oksigen di bawah 80 persen.
"Karena prediksinya kemarin sebenarnya RSLT untuk pasien OTG dan gejala ringan. Tapi ternyata yang masuk di sana, kategori saturasinya sudah di bawah 80 persen," ujarnya.