Sabtu 24 Jul 2021 01:48 WIB

Satu Tahun Restrukturisasi, Pertamina Lebih Lean dan Agile

satu tahun terakhir Pertamin telah mengakselerasi restrukturisasi SDM

Restrukturisasi Pertamina Group dalam kerangka transformasi holding-subholding terus bergulir hingga saat ini. SDM sebagai bagian terpenting dalam perusahaan juga tak luput dari proses restrukturisasi karena menjadi kunci keberhasilan Pertamina beradaptasi dengan tantangan bisnis yang semakin dinamis.
Foto: Pertamina
Restrukturisasi Pertamina Group dalam kerangka transformasi holding-subholding terus bergulir hingga saat ini. SDM sebagai bagian terpenting dalam perusahaan juga tak luput dari proses restrukturisasi karena menjadi kunci keberhasilan Pertamina beradaptasi dengan tantangan bisnis yang semakin dinamis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Restrukturisasi Pertamina Group dalam kerangka transformasi holding-subholding terus bergulir hingga saat ini. SDM sebagai bagian terpenting dalam perusahaan juga tak luput dari proses restrukturisasi karena menjadi kunci keberhasilan Pertamina beradaptasi dengan tantangan bisnis yang semakin dinamis.  

Menurut Direktur SDM Pertamina, M Erry Sugiharto, selama satu tahun terakhir BUMN ini telah melakukan beberapa hal untuk mengakselerasi restrukturisasi SDM.  Pertama, menyusun panduan change management & communication plan yang berisi change management steps, communication strategy, communication workplan, dan engagement topic.

Kedua, melakukan penyampaian informasi berjenjang (cascading information) untuk memastikan penyebaran informasi sampai ke seluruh elemen pekerja. 

Ketiga, melakukan engagement kepada para stakeholder sesuai dengan Subholding terkait. Keempat, melakukan komunikasi secara formal dan informal kepada pekerja dengan melibatkan atasan langsung dan tentunya dengan guidance dari Human Capital. Dan yang terakhir, memonitor dan melaporkan pelaksanaannya secara periodik.

“Hasilnya, organisasi yang lean dan agile dalam bentuk struktural dan fungsional serta implementasi team based yang berdampak pada pengurangan layer dalam organisasi,” ujar Erry, berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (24/7)

Selain itu, akselerasi transisi tersebut menciptakan percepatan pengambilan keputusan dalam pengembangan bisnis eksisting maupun bisnis baru melalui pemberdayaan subholding. 

“Dengan adanya perubahan proses model juga dapat mengoptimasi span of control dari sebelumnya mengelola langsung lebih dari 120 anak perusahaan menjadi 12 anak perusahaan core business dan beberapa anak perusahaan portofolio sehingga menjadi lebih efektif dan optimal,” tambahnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement