REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tabrakan antara mobil Max Verstappen dan Lewis Hamilton di Grand Prix Inggris telah mengakibatkan Red Bull mengalami kerugian sebesar 1,8 juta dolar AS atau sekira Rp 26 miliar. Ini diungkapkan kepala tim Christian Horner, Jumat (23/7). Kerugian itu menjadi konsekuensi yang besar bagi tim yang beroperasi di bawah aturan baru soal batas bujet di Formula 1.
"Faktor signifikan lainnya adalah elemen batas biaya. Kecelakaan itu telah merugikan kami kurang lebih 1,8 juta dolar dan kecelakaan seperti itu memiliki dampak yang masif dalam era batas bujet," kata Horner di kolom laman resmi Red Bull.
Verstappen mengawali akhir pekan di Silverstone dengan keunggulan 33 poin atas Hamilton setelah memenangi debut sprint race yang eksperimental pada Sabtu. Namun, ia mengakhiri pekan dengan keunggulan delapan poin saja setelah tersingkir dari balapan karena kecelakaan di tikungan Copse.
Hamilton mencoba menyalip Verstappen dari sisi dalam namun kedua mobil bersenggolan sehingga sang pembalap Belanda kehilangan kendali mobilnya dan meluncur ke pagar pembatas dalam kecepatan tinggi. Verstappen disebut mengalami benturan dengan gaya 51G saat mobilnya menabrak pembatas hingga rusak parah meski mampu berjalan ke mobil medis sebelum dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lanjutan sebelum dinyatakan lolos dari cedera serius.
Horner menyalahkan Hamilton dan menyebut juara dunia tujuh kali yang menjadi pemenang balapan hari itu mendapat hukuman terlalu ringan yaitu hanya penalti 10 detik dari race director. "Melihat beratnya insiden dan ringannya penalti itu, kami meninjau kembali semua data dan memiliki hak untuk mengajukan review," kata Horner.
"Kami oleh karena itu masih melihat bukti-bukti dan mempertimbangkan semua opsi olahraga kami."
Horner juga mengeluhkan tindakan bos tim Mercedes Toto Wolff yang menemui race director Michael Masi setelah kecelakaan tersebut sebelum steward mengambil keputusan. Masi mengizinkan Wolff melakukan itu dan Horner menyusul belakangan untuk menekankan bahwa intervensi itu tidaklah pantas. Setelah itu kedua tim mendapat peringatan hukuman di masa mendatang apabila mereka mendatangi steward tanpa diundang.
Horner membela Verstappen dari tuduhan Mercedes yang menyebut sang pembalap mengemudi terlalu agresif. "Anda tinggal lihat fakta bahwa Max Verstappen memiliki nol poin penalti untuk lisensinya dan belum pernah kedapatan bersalah atas kesalahan dalam menilai di trek manapun dalam beberapa tahun belakangan," kata Horner.
"Rookie 17 tahun Max Verstappen yang agresif yang dimaksud Hamilton bukanlah Max Verstappen yang sekarang, seperti juga Hamilton bukanlah pembalap yang sama dengan ketika ia memasuki olahraga ini. Realitanya adalah Hamilton telah menemukan tandingannya di mobil yang sekarang kompetitif, dan saya sepakat kedua pembalap harus saling menghormati, tapi Hamilton adalah sang agresor pada Minggu," kata dia.
Horner juga kecewa melihat selebrasi yang dilakukan Hamilton setelah memenangi balapan sementara Verstappen kala itu masih di rumah sakit menjalani cek medis. Red Bull akan berusaha melupakan insiden itu dan membalas kekecewaan mereka di seri selanjutnya di Hungaria.
"Max tidak akan berlarut-larut memikirkan Silverstone dan ingin unjuk gigi di trek. Dia bertekad untuk melupakan insiden tersebut dan menggunakannya sebagai motivasi tambahan di sepanjang musim, demikian pula kami," kata Horner.