Putra salah satu pendiri JNE Soeprapto Soeparno, Mohammad Feriadi bercerita bagaimana awal-awal JNE berdiri. Jasa pengiriman logistik terbesar di Indonesia ini berdiri pada tahun 1990 tepatnya pada 26 November hanya dengan delapan orang. Saat itu, kesibukan JNE lebih banyak menangani pengiriman dari luar negeri ke Indonesia. Tetapi kini, JNE juga lebih banyak melayani pengiriman domestik.
Feriadi pun mengungkap bahwa potensi bisnis di Indonesia sangat dahsyat. Karena itu, ia memilih berbisnis pada bidang logistik karena bidang logistik sangat unik. Namun, Feriadi menambahkan, di manapun tempat bekerja jadikanlah itu tempat beribadah dan membangun ladang amal.
Baca Juga: Kisah Nyata Pendiri JNE Johari Zein, Dari Mualaf hingga Sedekah Justru Antarkan Kesuksesan
Feriadi juga menuturkan bahwa jasa pengiriman adalah jasa yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam video YouTube bertajuk "Success Talk with Mohamad Feriadi : Inovasi JNE Sebagai Market Leader Logistic di Indonesia (PART 1)", Feriadi mengungkap jasa logistik termasuk jasa yang menggerakan ekonomi Indonesia, menyerap banyak tenaga kerja, dan banyak memberikan sumbangsih kepada pemerintah ataupun masyarakat.
Feriadi melihat perpindahan barang saat ini tidak bisa secepat perpindahan pesan yang menggantikan surat. Karena itu, hanya dengan jasa logistik-lah barang dapat berpindah tempat sehingga memudahkan masyarakat.
Lebih lanjut, Feriadi pun bercerita banyaknya tantangan yang dihadapi JNE. Seperti kondisi yang terus berubah, dan situasi yang tidak kondusif. Feriadi bercerita pernah pada saat krisis 1998, kendaraan milik JNE dibajak oleh sekelompok orang.
"Berkat pertolongan Tuhan, permasalahan-permasalahan yang timbul ini dapat terselesaikan dengan baik," terang Feriadi.
Tantangan lainnya masih banyak hal yang dilakukan JNE dengan cara manual, belum menggunakan teknologi. Lalu, banyaknya driver yang kelelahan di jalan sehingga membuat Feriadi kepikiran. Feriadi selalu ingin karyawan JNE diberikan kenyamanan dan keamanan.
"Ini adalah bisnis amanah, bisnis yang harus kita pastikan bahwa sejak pengiriman itu diterima oleh JNE sampai di tujuan, diterima oleh konsumen," tandas Feriadi.
Feriadi menambahkan bahwa tantangan yang paling menonjol di JNE saat ini adalah tantangan teknologi di era 4.0. Feriadi ingin dapat memenuhi keinginan pelanggan, memenuhi kebutuhan perusahaan, agar JNE mempunyai daya saing yang tinggi.
"Salah satu layanan yang diberikan JNE adalah layanan jemput kiriman di tempat tanpa biaya apapun, tanpa ada minimum berat," ujar Feriadi. "Inilah bentuk komitmen yang ingin diberikan JNE kepada masyarakat," lanjutnya.
JNE pun selalu mengikuti perkembangan teknologi, seperti mengembangkan aplikasi yang bisa di download di Android dan iOS agar masyarakat dapat berinteraksi dengan mudah kepada JNE. Di dalam aplikasi tersebut terdapat banyak layanan yang diberikan mulai dari pengecekan tarif, trace and tracking hingga melihat lokasi JNE terdekat.
Pertumbuhan bisnis JNE dalam 5 tahun terakhir pun sangat luar biasa. Feriadi mengungkap bahwa JNE tumbuh hingga 30 persen dengan total pengiriman 1 juta paket per hari serta didukung 50.000 karyawan. Selain itu, JNE juga sudah tersebar di 7.000 layanan di seluruh Indonesia dengan 11.000 armada yang dimiliki, baik roda empat atau roda dua. Feriadi berharap masyarakat Indonesia bisa memiliki ekonomi yang lebih baik.
Feriadi berujar selain fokus pada bisnis, ia juga mendorong karyawan di JNE untuk peduli pada UMKM. Pasalnya, Feriadi melihat produk-produk yang dihasilkan UMKM tak kalah kualitasnya dengan produk impor.
"Buat apa kita punya jaringan luas kalau tidak membantu UKM-UKM ini," tandas Feriadi.
Saat ini, JNE sudah hadir di setiap provinsi dan kabupaten. Dengan 7.000 jaringan yang saat ini dimiliki, JNE akan terus memperluas jaringannya.
Hal yang membedakan JNE dengan kompetitor lainnya adalah JNE memiliki nilai-nilai jujur, disiplin, tanggung jawab dan visioner yang ditanamkan kepada karyawan-karyawannya. Terlebih, ini adalah bisnis amanah, karena itu karyawan JNE selalu meyakinkan karyawan agar mengerti nilai-nilai perusahaan.
Adapun tagline JNE "Connecting Happiness", Feriadi mengaku ia ingin JNE menyambungkan kebahagiaan. Kurir yang memanggil "Pakeeet" dari depan rumah pelanggan menjadi kebahagiaan sendiri bagi pelanggan itu. Karena itu, JNE di hari libur dan lebaran tetap beroperasi.
Untuk konsumen yang ingin melakukan keluhan, JNE selalu menyediakan layanan baik secara telepon, email bahkan sosial media agar konsumen dapat dengan mudah berinteraksi dengan JNE. Tujuannya, JNE ingin memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan.