Senin 26 Jul 2021 23:37 WIB

Fidyah yang Harus Dibayar dalam Pelanggaran Ibadah Haji

Fidyah yang Harus Dibayar dalam Pelanggaran Ibadah Haji

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Fidyah yang Harus Dibayar dalam Pelanggaran Ibadah Haji. Foto:   Jamaah haji mencukur rambutnya (tahalul) setelah dia melemparkan batu ke sebuah pilar yang melambangkan rajam setan, dalam sebuah ritual yang disebut Jamarat, ritual terakhir haji tahunan, pada hari pertama Idul Adha, di Mina dekat tempat suci. kota Mekkah, Arab Saudi, Selasa, 20 Juli 2021. Virus corona telah memakan korban haji untuk tahun kedua berturut-turut. Apa yang pernah menarik sekitar 2,5 juta Muslim dari semua lapisan masyarakat dari seluruh dunia, haji sekarang hampir tidak dapat dikenali dalam skala.
Foto: AP/Amr Nabil
Fidyah yang Harus Dibayar dalam Pelanggaran Ibadah Haji. Foto: Jamaah haji mencukur rambutnya (tahalul) setelah dia melemparkan batu ke sebuah pilar yang melambangkan rajam setan, dalam sebuah ritual yang disebut Jamarat, ritual terakhir haji tahunan, pada hari pertama Idul Adha, di Mina dekat tempat suci. kota Mekkah, Arab Saudi, Selasa, 20 Juli 2021. Virus corona telah memakan korban haji untuk tahun kedua berturut-turut. Apa yang pernah menarik sekitar 2,5 juta Muslim dari semua lapisan masyarakat dari seluruh dunia, haji sekarang hampir tidak dapat dikenali dalam skala.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 196 disebutkan bahwa orang yang sedang melakukan ibadah haji kemudian sakit atau ada gangguan di kepala lalu dia bercukur, maka kepadanya diwajibkan membayar Fidyah. Al-Fidyah artinya tebusan. 

KH Ahmad Chodri Romli mengatakan, dalam kamus Al-Munjid, disebutkan, Al-fida (fidyah) sesuatu yang diberikan berupa harta, untuk membebaskan si pemberi atau sesuatu yang diberikan karena Allah. Fidyah dikeluarkan sebagaimana pengganti atas kekurangan dalam ibadah.

Baca Juga

"Inilah perbedaan antara ibadah haji dengan lainnya," kata KH Ah Amad Chodri Romli dalam bukunya Ensiklopedi Haji dan Umrah.

KH Ahmad mengatakan, dalam Haji kalau ada pelanggaran atau amaliah yang tertinggal, bisa diganti dengan Fidyah dalam konteks ini lebih dikenal dam, kecuali rukun-rukunnya haji yang tidak bisa diganti dengan dam. 

Fidyah dalam konteks haji wajib ditunaikan disebabkan oleh nusuk atau dengan sebab ihram. Yakni sebab melakukan larangan Atau meninggalkan kewajiban dalam Haji. 

Dalam hal ini ada beberapa macam fidaya terkait haji yang harus dibayar jamaah.

Pertama pelanggar larangan-larangan ihram tanpa udzur dan tidak kepentingan apapun. Dalam hal pelakunya berdosa dan wajib membayar fidyah.

Kedua, melanggar larangan-larangan ihram karena ada kepentingan yang tergolong organ, seperti terpaksa mengenakan gamis atau jaket karena cuaca sangat dingin. 

"Ini hanya diwajibkan membayar Fidyah, tetapi yang bersangkutan tidak berdosa," katanya.

Ketiga melanggar larangan-larangan ihram karena ma'dzur atau ada alasan, halangan. Contohnya memang bodoh, lupa aku tak sengaja, atau karena dipaksa. Maka dalam kasus seperti ini yang bersangkutan tidak berdosa juga tidak wajib membayar Fidyah. 

Rasulullah SAW bersabda "Dimaafkan untuk umatku karena keliru, salah, lupa, dan karena dipaksa." (HR Ibnu Majah).

Syekh Al allamah Zainuddin Al malibari mengatakan, "Tidak haram bagi laki-laki yang terpaksa menutup kepalanya disebabkan oleh adanya udzur, misalnya udara sangat panas atau dingin sehingga ia tak sanggup. Jamaah wajib membayar Fidyah dikiaskan kepada orang yang memotong rambutnya karena ada penyakit yang menyiksanya."

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement