Selasa 27 Jul 2021 09:47 WIB

Ancaman Badai, Jadwal Olimpiade Alami Revisi

Badai tropis tersebut akan mengakibatkan kecepatan angin hingga 108 km per jam.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ilustrasi badai di Jepang.
Foto: Foto AP / Eugene Hoshiko
Ilustrasi badai di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 memutuskan mengubah jadwal pertandingan olahraga dayung dan panahan karena faktor cuaca yaitu angin yang kencang. Badai tropis Nepartak diperkirakan sedang menuju ke arah timur laut Jepang.

Berdasarkan keterangan Badan Meteorogli Jepang badai tropis tersebut mengakibatkan kecepatan angin hingga 108 km per jam dan diperkirakan mendarat besok. Badai tersebut mengubah arahnya dari wilayah Tokyo ke wilayah Timur Laut, termasuk Fukushima. Badan tersebut juga memperingatkan akan terjadi hujan lebat, angin dan gelombang tinggi di wilayah yang luas termasuk ibu kota.

“Sesuai dengan prakiraan cuaca saat ini, jadwal cabang olahraga dayung dan panahan yang akan berlangsung pada tanggal 27 telah diubah. Saat ini, tidak ada rencana untuk mengubah jadwal untuk acara lain yang akan diadakan pada hari Selasa,” demikian pernyataan panitia, dilansir dari rte, Selasa (27/7).

Panitia akan terus mencermati ramalan cuaca dan mengaktifkan rencana darurat untuk cuaca buruk jika diperlukan. Adapun peselancar memutuskan membatalkan pertandingan di hari terakhir kompetis. Hal tersebut karena ombak besar akibat badai di Pantai Tsurigasaki yang terletak di 100 km sebelah Timur Tokyo.

Perintah evakuasi juga dikeluarkan di daerah sekitar kota resor Atami yang dilanda tanah longsor yang menewaskan 21 orang dan enam orang masih hilang serta bangunan rusak. Beberapa layanan kereta api, termasuk kereta peluru akan dihentikan operasinya mulai besok sore karena badai.

Musim topan di Jepang berlangsung dari sekitar Mei hingga Oktober dan puncaknya pada Agustus dan September. Pada 2019, Topan Hagibis melanda saat Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugbi. Badai dahsyat tersebut menewaskan lebih dari 100 orang. Badai tersebut memaksa penyelenggara membatalkan tiga pertandingan biliar.

Adapun Olimpiade Tokyo 2020 digelar di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda bahkan dihantam oleh serangan Covid-19 jenis delta yang penularannya sangat cepat. Dampaknya, protokol kesehatan diterapkan ketat termasuk tanpa kehadiran penonton. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement