Rabu 28 Jul 2021 11:00 WIB

Warga Cimahi Berbagi Oksigen Gratis Saat Pandemi Covid-19

Pergerakan ini simbol mengetuk orang lain yang mampu.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Hendra Setiawan, warga Kota Cimahi berbagi menyalurkan oksigen gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Tiap hari ia menyediakan 24 meter kubik oksigen untuk penyaluran 1 meter kubik per orang.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Hendra Setiawan, warga Kota Cimahi berbagi menyalurkan oksigen gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Tiap hari ia menyediakan 24 meter kubik oksigen untuk penyaluran 1 meter kubik per orang.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Hendra Setiawan, warga Kota Cimahi selama dua pekan terakhir mulai membagikan oksigen gratis kepada pasien Covid-19 di masa pandemi Covid-19. Meski diakui bantuannya tidak banyak, ia berharap yang dilakukannya dapat meringankan sebagian beban masyarakat.

Beberapa tabung oksigen ukuran enam meter kubik yang disimpan di tempat usahanya di Jalan Baros, ia manfaatkan untuk menyalurkan bantuan. Total oksigen yang disediakan sebanyak 24 meter kubik dengan  disalurkan untuk tiap warga sebanyak 1 meter kubik.

Ia memperoleh oksigen dengan cara membeli ke tempat pengisian oksigen. Selain itu, ia turut meminjamkan beberapa tabung oksigen miliknya kepada warga yang membutuhkan. Keputusannya untuk menyalurkan oksigen gratis dan meminjamkan tabung oksigen di masa pandemi Covid-19 salah satu alasannya karena berempati terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Apalagi, ia sering melihat antrean warga yang ingin membeli oksigen. Situasi itu membuat hatinya terenyuh. Ia menganggap bantuan yang dilakukan sebagai lambang solidaritas warga membantu warga lainnya dengan harapan masyarakat lain dapat melakukan hal serupa.

"Pergerakan ini simbol mengetuk orang lain yang mampu agar jika ini gerakan dilakukan banyak orang akan lebih ringan," ujarnya saat ditemui belum lama ini.

Hendra yang sehari-hari bergerak di bidang tata udara mengatakan saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan oksigen. Diantaranya pasien yang sehari-hari membutuhkan oksigen akibat penyakit yang dialami seperti paru. Selanjutnya pasien yang hendak melahirkan dan akan dioperasi dan terakhir pasien Covid-19.

"Yang ikut terdampak nomor satu karena biasa gampang sekarang nyari oksigen susah yang di rumah saturasi menurun," katanya. Ia menyebutkan dalam sehari terdapat 24 orang hingga 30 orang warga yang mencari oksigen termasuk di malam hari sehingga dirinya memilih menyalurkan bantuan oksigen di malam hari.

Ia mengatakan, gerakan yang diinisiasinya turut mendorong para pelaku usaha di sektor tata udara untuk meminjamkan tabung oksigen kepada pasien. Hendra mengaku turut meminjamkan regulator kepada warga yang membutuhkan.

"Regulator kalau beli sekarang sampai Rp 1 juta dan tidak ada (stoknya)," katanya. Ditengah pandemi yang membuat situasi serba sulit, ia mengaku bersyukur masih dapat berbagi dengan yang lain.

Selain bantuan oksigen dan peminjaman tabung oksigen gratis, ia pun berinisiatif menciptakan alat oksigen secara mandiri. Dengan modal kurang lebih berkisar Rp 5 hingga 8 juta, ia membuat alat yang sudah beberapa kali dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan.

"Saya rakit oksigen oksimeter dua, prosesnya sederhana kita menyaring udara sekitar," ujarnya. Ia mengaku setelah menyaring udara sekitar selanjutnya diproses hingga akhirnya mengeluarkan oksigen.

Setelah uji coba yang dilakukan berhasil, ia pun sempat meminjamkan satu unit alat tersebut kepada warga beberapa waktu lalu. Alat tersebut saat ini sudah dikembalikan dan sedang dilakukan perawatan, ia pun kembali membuat alat yang serupa lainnya dengan komponen yang terdapat penambahan.

Hendra mengatakan, alat tersebut diharapkan dapat digunakan bagi warga dengan saturasi menurun namun masih harus menunggu ke rumah sakit akibat kondisi ruangan yang penuh. Elemen-elemen dalam alat tersebut diantaranya terdiri dari kompresor, pipa AC, filter udara dengan dikombinasikan dengan rangkaian elektronik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement