REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Real Madrid dikabarkan mulai membuka kemungkinan untuk melepas Martin Odegaard secara permanen pada jendela transfer musim panas kali ini. Los Blancos siap melepas gelandang serang asal Norwegia itu apabila ada klub yang bersedia menebusnya 50 juta euro (Rp 858 miliar).
Direkrut dari Stromgodset pada 2014, Odegaard justru lebih banyak menghabiskan menit bermain bersama klub lain ketimbang di tim utama Los Blancos. Dalam empat musim terakhir, gelandang serang berusia 22 tahun itu melakoni masa peminjaman di lima klub berbeda. Terakhir, Madrid memutuskan meminjamkan Odegaard ke Arsenal pada pertengahan musim lalu.
Kini, setelah kembali ke Los Blancos, pelatih Carlo Ancelotti dikabarkan belum terkesan dengan performa Odegaard. "Meski masih yakin dengan kemampuan Odegaard, Los Blancos masih membuka kemungkinan menjual Odegard. Tawaran nilai transfer sebesar 50 juta euro bisa membuat Madrid melepas Odegaard," tulis laporan ESPN, Jumat (30/7).
Belum ada suara bulat dari kubu Los Blancos soal kelanjutan kiprah Odegaard di Stadion Santiago Bernabeu. Sejumlah pihak menilai Odegaard masih layak untuk dipertahankan, tapi ada pula suara yang menyarankan ia dilepas.
"Dua pekan mendatang akan menjadi fase krusial dalam penentuan masa depan Odegaard di Madrid," lanjut laporan ESPN tersebut.
Manajemen Los Blancos dilaporkan sadar sepenuhnya soal ketertarikan klub lain terhadap pemain yang sempat dipinjamkan ke Real Sociedad tersebut. Salah satu klub yang dikabarkan berminat terhadap Odegaard adalah Arsenal. Pelatih Arsenal Mikel Arteta disebut terkesan dengan performa Odegaard selama tampil sebagai pemain pinjaman musim lalu. Alhasil, Arsenal terus memantau perkembangan situasi di Odegaard sembari mengintip peluang mendatangkan Odegaard, termasuk opsi meminjam kembali.
"Namun, kemungkinkan cukup kecil buat Madrid untuk kembali melepas Odegaard sebagai pemain pinjaman. Kucuran dana tranfer dari penjualan Odegaard tentu lebih diharapkan Madrid di tengah-tengah tekanan terhadap keuangan klub akibat pandemi Covid-19," kata laporan tersebut.