REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PP PBSI) Agung Firman Sampurna, menyambut kloter pertama tim bulu tangkis Olimpiade Indonesia di Ruang VVIP Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (1/8) sore. Tim ini terdiri dari para atlet seperti Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan, Jonatan Christie, Marcus Fernaldi Gideon, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Melati Daeva Oktavianti, dan Gregoria Mariska Tunjung, juga dua pelatih Herry Iman Pierngadi dan Nova Widianto. Bergabung juga dalam tim ini para atlet renang dan panahan.
Agung tidak sendirian. Ia datang bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dan jajarannya.
"Saya ucapkan selamat datang untuk teman-teman semua. Kita tidak perlu bahas yang di belakang, yang sudah lewat biarlah lewat. Tidak usah disesali. Kalau kita berhasil, kita berhasil sama-sama. Tapi kalau kalah, kesalahan terbesar ada di Ketua Umum PBSI, bukan di teman-teman," kata Agung.
Ia mengatakan, sekarang waktunya para atlet beristirahat dan menenangkan diri kemudian menguatkan mental lagi. Ia juga mengajak para atlet sama-sama mengevaluasi kekurangan.
Agung menekankan bahwa sekarang saatnya untuk mempelajari permainan calon lawan untuk bersiap di turnamen selanjutnya. Agung juga menyampaikan bahwa ia dan jajaran pengurusnya tidak menutup diri dari saran dan ide dari para atlet maupun pelatih.
"Saya kira rekaman pertandingan sudah kita dapatkan semua. Oleh karena itu, saya ingin teman-teman tidak hanya melihat kekurangan teman-teman dalam satu pertandingan, tapi juga perlu melihat lawan-lawan yang akan kita hadapi di turnamen-turnamen mendatang," kata Agung.
Ia mengatakan, para atlet diberikan talenta yang perlu diasah secara bersama-sama. Menurut dia, atlet tidak bisa berjuang sendirian, tapi harus dibantu banyak pihak.
"Jadi teman-teman kalau ada apa-apa berbagi sama kami, apa kira-kira yang menjadi masalahnya. Atau teman-teman ada saran dan ide sampaikan pada kami. Jangan sungkan," kata Agung lagi.
Lebih lanjut, Agung mengatakan bahwa perjuangan para atlet di Olimpiade Tokyo 2020 ini melebihi sebuah pertandingan olahraga. Makna dari penyambutan atlet, kata dia, merupakan apresiasi dari pemerintah dan rakyat Indonesia. Sebab, bulu tangkis menjadi harapan prestasi juga alat yang bisa mempersatukan bangsa.
"Ketika teman-teman bertanding yang ribut-ribut itu tidak ada. Semua nonton, semua mendukung. Besar sekali pengaruh teman-teman untuk negara ini. Jadi yang dilakukan teman-teman itu melampaui dari sekadar pertandingan olahraga," katanya.