Senin 02 Aug 2021 08:11 WIB

Bupati Semarang Ingin Ada Kelonggaran Kegiatan Pariwisata

Terhentinya aktivitas pariwisata, banyak pekerja yang tidak mendapatkan penghasilan

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha saat meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pekerja sector pariwisata di Kabupaten Semarang, yang dilaksanakan PTPN IX di Skay View Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba), Bawen, Kabupaten Semarang, Kamis (22/7).
Foto: Republika/bowo pribadi
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha saat meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pekerja sector pariwisata di Kabupaten Semarang, yang dilaksanakan PTPN IX di Skay View Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba), Bawen, Kabupaten Semarang, Kamis (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—-Bupati Semarang berharap pelonggaran bagi Kegiatan pariwisata di daerahnya bisa segera diberikan, kendati harus dilakukan secara bertahap. Selain sudah terhenti total selama 1,5 bulan, kasus Covid-19 di Kabupaten Semarang juga sudah semakin melandai.

"Sampai dengan Sabtu (31/7), kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Semarang sudah turun hingga 61 persen," ungkap Bupati Semarang, Ngesti Nugraha di sela memberikan bantuan paket bahan kebutuhan pokok kepada para pelaku UKM di kawasan wisata Bukit Cinta, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Ahad (1/8).

Dengan berhentinya aktivitas pariwisata, jelasnya, maka para pekerja dan pelaku usaha di berbagai tempat tujuan wisata di Kabupaten Semarang juga tidak mendapatkan penghasilan selama 1,5 bulan. Tak terkecuali mereka yang berada di obyek wisata Bukit Cinta.

Hal tersebut menjadi situasi yang sangat sulit bagi para para pekerja dan pelaku usaha di sektor pariwisata. Karena itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menyalurkan bantuan paket bahan kebutuhan pokok untuk membantu meringankan para pelaku UKM dan pekerja sektor pariwisata di daerahnya dalam memenuhi kebutuhan hariannya.

Tidak hanya para pelaku UKM, para penarik perahu wisata danau Rawapening, di kawasan Bukit Cinta, juga mendapatkan bantuan bahan kebutuhan pokok yang sama, sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah kepada mereka yang terdampak PPKM Level 4 tersebut. 

Karena itu, bupati berharap, setelah masa PPKM Level 4 berakhir, pada 2 Agustus 2021 besok, ada kelonggaran bagi aktivitas pariwisata di daerahnya. Sehingga nadi perekonomian para pelaku UKM maupun pekerja pariwisata bisa di daerahnya bisa berdenyut kembali.

"Harapan kami setelah PPKM Level 4 ini berakhir Pemerintah memberikan kelonggaran bagi kegiatan pariwisata sesui dengan kondisi pandemi di masig- masing daerah, walaupun itu dilakukan secara bertahap dan tidak langsung semua. Sehingga para pelaku UKM dan pekerja pariwisata di daerah kami bisa bekerja kembali," tegasnya.

Perihal harapan agar pemerintah segera memberi kelonggaran bagi aktivitas pariwisata-- juga disampaikan oleh Kepala Desa (Kades) Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Ahmat Nuri. Menurutnya --sejak kegiatan wisata ditutup maka tidak ada lagi kegiatan emonomi dari sektor pariwisata.

Tak terkecuali di Desa Wisata Sepakung. Akibatnya, warga Desa Sepakung yang selama ini turut mengelola desa wisata terpaksa harus kembali ke ladang maupun sawah guna membantu mengolah lahan pertanian tersebut.

Tak hanya mereka yang mengelola desa wisata, bebagai UKM pendukung sektor pariwisata yang ada di desanya juga tidak luput ikut terdampak. Oleh karena itu, ia juga berharap agar Pemerintah segera memberikan pelonggaran bagi kegiatan pariwisata.

Sebab, selama aktivitas pariwisata di desanya di tutup, justru banyak pengunjung ilegal dengan menghindari penjagaan dan pengawasan warga. Umumnya mereka masuk melalui jalur tikus atau jalir- jalur alternatif lain yang selama ini tidak dijaga.

Menurutnya, para pengunjung ilegal tersebut sangat merepotkan, terutama jika kemudian mengunggah foto maupun video mereka dari aktivitas wisata yang tidak resmi tersebut. "Nanti dikira kami yang longgar atau dianggap melanggar ketentuan pembatasan PPKM Level 4," tegasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement