Rabu 13 Aug 2025 14:46 WIB

Susi Pudjiastuti Desak Cabut Izin Keramba Jaring Apung di Pantai Timur Pangandaran, Ini Alasannya

Mantan Menteri KP menilai KJA mengganggu pariwisata dan nelayan setempat.

Pemilik Susi Air Susi Pudjiastuti saat  konferensi pers terkait pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens di Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023). Susi Pudjiastuti meminta maaf atas kejadian pembakaran dan penyanderaan pilot Susi Air yang berdampak kepada terhentinya 40 persen operasional penerbangan di Papua dan berharap kelompok penyandera bisa membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.
Foto: Republika/Prayogi.
Pemilik Susi Air Susi Pudjiastuti saat konferensi pers terkait pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens di Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023). Susi Pudjiastuti meminta maaf atas kejadian pembakaran dan penyanderaan pilot Susi Air yang berdampak kepada terhentinya 40 persen operasional penerbangan di Papua dan berharap kelompok penyandera bisa membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti menyatakan, keberadaan keramba jaring apung (KJA) di Pantai Timur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, telah merugikan sektor pariwisata. Ia menyarankan sebaiknya dicabut izinnya dan dipindahkan ke lokasi lain.

"Keramba apung itu agar dicabut dan dipindahkan dari Pantai Timur Pangandaran," kata Susi di sela aksi masyarakat Pangandaran yang menolak KJA Pantai Timur Pangandaran di Susi Air Beach Strip, Pangandaran, Rabu (13/8/2025).

Ia menuturkan, keberadaan KJA di Pantai Timur yang saat ini jaraknya sekitar 200 meter dari pesisir telah mengganggu kegiatan masyarakat, terutama pelaku wisata air dan nelayan. Karena itu, lanjut dia, masyarakat Pangandaran menolak keberadaan KJA dan akan terus berupaya agar kegiatan tersebut dihentikan izinnya dan tidak boleh ada di Pantai Timur Pangandaran.

"Kalau mau di Pantai Pangandaran, 12 mil di sana. Jangan di sisi laut yang banyak orang," ujarnya.

Ia menegaskan, sesuai aturan, KJA tidak boleh berdekatan dengan pesisir pantai apalagi mengganggu kegiatan sektor ekonomi lainnya seperti nelayan maupun pariwisata. Pantai Timur, kata dia, merupakan salah satu destinasi wisata aman untuk berenang maupun wahana air lainnya. Namun, keberadaan KJA dapat mengganggu kegiatan tersebut.

photo
Ilustrasi keramba jaring apung (KJA). - (Dok istimewa)

"Kalau di Pangandaran banyak kegiatan wisata, kita harus jaga keindahan, kita harus jaga kebersihan," ujarnya.

Susi mengungkapkan, Kabupaten Pangandaran merupakan daerah dengan kunjungan wisata bahari terbanyak di Pulau Jawa. Berdasarkan data, terdapat 4–6 juta kunjungan wisatawan ke Pangandaran setiap tahunnya yang memberikan penghidupan bagi masyarakat. Ia menegaskan, aksi penolakannya tidak terkait kepentingan politik, melainkan murni untuk mempertahankan pariwisata dan kelestarian laut.

"Masyarakat Pangandaran yang paling terbuka, Pangandaran adalah daerah wisata," kata dia.

Menurut Susi, masyarakat Pangandaran tidak menolak proyek nasional, namun aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap ekosistem laut dan sektor pariwisata. Ia menambahkan, meskipun izin KJA telah terbit, sesuai aturan izin tersebut dapat dicabut jika ada keberatan dari masyarakat.

"Karena ada izinnya, maka izinnya ini tidak boleh dilanjutkan, tetapi dicabut. Nanti akan ada nota keberatan ke bupati, lalu ke Bandung (Kantor Gubernur)," ujarnya.

Sebelumnya, berbagai kelompok masyarakat Kabupaten Pangandaran menggelar aksi dan deklarasi menolak KJA di Pantai Timur Pangandaran karena dianggap mengganggu kegiatan ekonomi, khususnya sektor pariwisata.

Aksi tersebut diikuti komunitas pelaku usaha wisata dan sektor usaha lainnya, dihadiri Bupati Pangandaran Citra Pitriyami, mantan Bupati Pangandaran Jeje Wiriadinata, serta tokoh masyarakat lainnya. Massa membacakan deklarasi penolakan KJA di Pantai Timur Pangandaran dan menuntut pemerintah segera mencabut izinnya.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement