REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat manusia memiliki banyak keinginan dan harapan. Mereka menyampaikan keinginan dan harapan kepada Allah SWT agar Allah SWT mengabulkan keinginan dan harapannya.
Namun, seringkali keinginan dan harapan tersebut tidak menjadi kenyataan. Menurut Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-Hikam, keinginan dan harapan seorang hamba yang tidak menjadi kenyataan sesungguhnya adalah kebaikan bagi hamba tersebut. Bila seorang hamba merasa kecewa dengan hal tersebut, artinya ia belum mengerti hikmah dan rahmat Allah SWT.
"Sesungguhnya sebab kamu merasa kecewa (sedih) atas penolakan Allah kepada kamu, karena kamu tidak mengerti hikmah dan rahmat Allah dalam penolakan itu." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam)
Terjemah kitab oleh Ustadz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Atha'illah. Ia menerangkan, tidak sempurna iman seorang hamba terhadap Allah SWT sebelum ia memiliki dua sifat.
Pertama, percaya penuh kepada Allah SWT, yakni bersandar dan berharap hanya kepada Allah SWT. Kedua, bersyukur atau berterimakasih kepada Allah SWT karena sudah dihindarkan dari ujian-ujian serupa yang ditimpakan kepada orang lain. Salah satu contoh ujian berupa harta kekayaan.
Ustadz Bahreisy menambahkan tidak sempurna iman seorang hamba kepada Allah SWT sebelum ia mengerti pemberian dari Allah SWT adalah sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Belum sempurna iman seorang hamba jika tidak mengerti penolakan Allah SWT atas keinginan dan harapannya adalah untuk menyelamatkan ia dari kemudharatan atau bahaya.