Selasa 03 Aug 2021 21:54 WIB

Mengapa Mukmin Diperintahkan untuk Beriman Lagi? 

Iman seorang mukmin masih sangat potensial untuk ditingkatkan lagi

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Iman seorang mukmin masih sangat potensial untuk ditingkatkan lagi. Ilustrasi mukmin
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Iman seorang mukmin masih sangat potensial untuk ditingkatkan lagi. Ilustrasi mukmin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setiap hal yang sudah diketahui atau diraih oleh seorang hamba, boleh jadi masih bisa untuk ditingkatkan.

Pakar tafsir Alquran yang juga pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta, Prof Muhammad Quraish Shihab, mencontohkan perintah Allah kepada orang-orang yang beriman dalam surat An Nisa ayat 136, Allah memerintahkan orang beriman untuk beriman pada Allah dan kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya. 

Baca Juga

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.”   

Sekilas ayat tersebut membuat orang bertanya, mengapa orang yang beriman diperintahkan untuk beriman lagi? 

Namun menurut Prof Quraish maksud dari ayat itu adalah agar orang-orang yang beriman meningkatkan lagi keimanannya. Begitu pun halnya dengan tujuan puasa yakni membentuk orang yang bertakwa. Seseorang yang telah menjadi muttaqin harus menjaga dan meningkatkan ketakwaannya pada tingkatan yang lebih tinggi.  

Sebab menurut Prof Quraish, dari keterangan surat Al Maidah ayat 93 dapat diketahui bahwa takwa itu bertingkat-tingkat. Mereka bertakwa dan beriman serta mengerjakan amal-amal saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka tetap bertakwa dan berbuat kebajikan. 

لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوْا وَآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ثُمَّ اتَّقَوْا وَآمَنُوا ثُمَّ اتَّقَوْا وَأَحْسَنُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

“Kalau sudah meningkat, bisa meningkat lagi dan seterusnya. Kita mau dapat hidayah, ditambah lagi hidayah. Mau dapat ilmu, lalu dapat ilmu dan ditambah lagi begitu seterusnya," kata Prof Quraish dalam kajian virtual yang disiarkan akun resmi YouTube Quraish Shihab.

Sehingga menurut Prof Quraish persoalannya bukan sekadar mempertahankan ketakwaan yang telah didapatkan, melainkan juga meningkatkan ketakwaan yang telah diperoleh. 

Sebab menurutnya, seorang Muslim keliru bila sekadar mempertahankan kebaikan yang telah diperolehnya, dan merugi bila justru kebaikan yang diperoleh berkurang.      

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement