REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong pengembangan porang di Madiun, Jawa Timur. Tapi Syahrul mengharapkan Madiun tak sekadar menjadi sentra budidaya, tapi juga turut berkembang sebagai sentra industri olahan porang. Sehingga porang yang diekspor dari Madiun nantinya sudah dalam berbentuk olahan, termasuk beras porang shirataki yang dikenal berharga mahal.
“Kita semua tadi melihat ada proses industri sebelum porang diekspor, salah satunya bagaimana porang menjadi beras. Jadi nantinya masyarakat global tidak lagi hanya mengenal beras porang shirataki dari Jepang, tapi juga ada beras porang dari Madiun,” sebut Syahrul saat mengunjungi PT Asia Prima Konjac, salah satu pabrik porang di Madiun, Jawa Timur, pada Jumat (30/7) sore lalu.
Beberapa tahun terakhir, porang memang menjadi primadona komoditas ekspor, termasuk di Jepang. Di negara Sakura tersebut, porang dijadikan sebagai bahan baku beras shirataki yang sering digunakan sebagai beras diet. Porang memiliki kandungan glukomannan yang mempercepat rasa kenyang dan memperlambat pengosongan perut sehingga cocok untuk orang yang sedang diet.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), dikutip oleh Syahrul, telah mengarahkan porang untuk dijadikan sebagai komoditas super prioritas. Porang dinilai memiliki potensi besar sebagai produk ekspor yang akan mendatangkan devisa besar bagi negara.
“Tapi Presiden meminta bahwa porang yang diekspor itu bukan lagi dalam bentu umbi, tapi harus diproses terlebih dahulu,” jelas Syahrul.
Selain beras shirataki, porang pada umumnya diolah menjadi bahan campuran pada produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup. Porang juga kerap diolah sebagai produk kosmetik.