Kamis 05 Aug 2021 15:47 WIB

FDA Izinkan Terapi Antibodi untuk Pencegahan Covid-19

FDA izinkan terapi antibodi Regeneron disuntikkan ke orang yang sistem imunnya lemah.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Obat eksperimental Covid-19 berbasis antibodi dari Regeneron pernah diberikan kepada Donald Trump saat mantan presiden AS itu positif Covid-19. Kini, FDA mengizinkan penggunaannya dalam bentuk injeksi bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Foto: AP
Obat eksperimental Covid-19 berbasis antibodi dari Regeneron pernah diberikan kepada Donald Trump saat mantan presiden AS itu positif Covid-19. Kini, FDA mengizinkan penggunaannya dalam bentuk injeksi bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Otoritas obat Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), telah mengizinkan penggunaan darurat terapi antibodi monoklonal untuk pencegahan Covid-19 sejak pekan lalu. Terapi ini ditujukan bagi sekitar tiga persen orang Amerika yang mengalami gangguan kekebalan.

Mereka yang memiliki penyakit autoimun, pasien HIV, pasien kanker, dan penerima transplantasi organ dapat menggunakan terapi antibodi monoklonal ketika terpapar atau berisiko tinggi tertular Covid-19. Kelompok ini dianggap masih rentan menderita Covid-19 parah, bahkan setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Baca Juga

Ini adalah pertama kalinya terapi antibodi virus corona dalam sediaan suntikan, Regen-Cov disetujui untuk digunakan sebagai pencegahan Covid-19 setelah seseorang terpapar virus. Peneliti terkemuka di balik investigasi khasiat Regen-Cov, Myron Cohen, mengatakan bahwa antibodi monoklonal melindungi dari penyakit parah.

Cohen menyebut, Regen-Cov bekerja dengan mengatasi infeksi virus corona saat kebanyakan masih ada di hidung dan tenggorokan. Dengan begitu, Covid-19 tak berkembang menjadi parah.