Jumat 06 Aug 2021 06:25 WIB

Spanyol Catat Empat Efek Samping Baru dari Vaksin Pfizer

Lebih dari 33 juta dosis vaksin Covid-19 Pfizer telah diberikan di Spanyol.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
 Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 Pfizer untuk penyakit coronavirus (COVID-19) di pusat vaksinasi di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 31 Mei 2021
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 Pfizer untuk penyakit coronavirus (COVID-19) di pusat vaksinasi di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 31 Mei 2021

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Data baru yang diterbitkan dalam laporan oleh Spanish Agency for Medicines and Health Products (AEMPS) telah mengidentifikasi empat dugaan efek samping baru dari vaksin Pfizer. Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Spanyol itu mencatatkan efek samping yang dicurigai ke dalam laporan farmakovigilans ketujuh tentang vaksin melawan Covid-19.

Farmakovigilans merupakan suatu keilmuan dan aktivitas deteksi, pengkajian, pencegahan, dan pemahaman terkait efek samping obat maupun permasalahan lain dalam penggunaan suatu obat. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa pada 11 Juli 2021, 33.455.291 dosis Pfizer telah diberikan di Spanyol, dikutip dari laman Express UK, Jumat (6/8).

Baca Juga

Dari sampel ini, total 17.387 pemberitahuan tentang efek samping telah terdaftar di database Federation of Regional Growth Actors in Europe (FEDRA), studi yang mendokumentasikan efek samping. Mayoritas terkait dengan perempuan (79 persen) dan orang-orang antara 18 dan 65 tahun (83 persen).

Dari seluruh notifikasi yang terdaftar, 3.361 tergolong serius. AEMPS menyatakan bahwa pihaknya sedang mempelajari apakah kejadian berikut mungkin merupakan reaksi merugikan dari vaksin ini:

- Asthenia (kekurangan energi atau kekuatan)

- Kelesuan (keadaan acuh tak acuh atau tidak aktif)

- Nafsu makan berkurang

- Hiperhidrosis malam hari (keringat berlebihan).

Jika dikonfirmasi, efek samping tersebut akan dimasukkan dalam lembar data teknis vaksin dan sisipan paket. Sementara itu, temuan mulai dari 24 Juni hingga 12 Juli dari Imperial College London dan Ipsos MORI menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi penuh tiga kali lebih kecil kemungkinannya untuk dinyatakan positif Covid 19 daripada orang yang tidak divaksinasi.

Temuan ini berasal dari laporan terbaru REACT-1, salah satu studi terbesar di negara itu tentang infeksi Covid-19 di Inggris. Lebih dari 98 ribu sukarelawan mengambil bagian dalam penelitian di Inggris antara 24 Juni dan 12 Juli untuk memeriksa tingkat Covid-19 pada populasi umum.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement