REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) menyatakan, salah satu fokusnya tahun ini yaitu mengembangkan mobile banking. Hal tersebut demi meningkatkan kenyamanan nasabah.
Sebab kini nasabah lebih senang bertransaksi melalui e-channel. Hingga semester I 2021, sebanyak 54 persen nasabah menggunakan mobile banking, lalu sebanyak 42 persen bertransaksi lewat ATM atau EDC, hanya sekitar tiga persen yang masih datang ke cabang.
"Saat ini kebutuhan digitalisasi sangat besar si masyarakat. Maka untuk memenuhi kebutuhan nasabah, BCA Syariah bersinergi dengan induk yaitu Bank BCA. Maka seluruh kegiatan kami di BCA Syariah bisa dipenuhi dengan cepat," ujar Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum dalam Virtual Media Update, Jumat (6/8).
Ia menyebutkan, ada beberapa pengembangan e-channel yang dilakukan perusahaan. Meliputi setor tunai lewat ATM BCA, top up Flazz dengan kartu ATM BCA Syariah, self registration BCA Syariah Mobile tanpa perlu ke cabang, kenaikan limit transaksi e-channel, mutasi dan histori lengkap hingga 90 hari, serta transfer Zakat Infak Sedekah.
"Nantinya juga kita kembangkan bisa tarik tunai cardless di ATM BCA. Kemudian pembayaran melalui QR Code," tuturnya.
Direktur BCA Syariah Pranata menambahkan, sampai Juni 2021, transaksi nasabah terbesar pun terjadi di e-channel. Jumlah transaksi lewat mobile banking selama kuartal II tahun ini sebanyak 732 ribu, sebelumnya pada kuartal I sebanyak 598 ribu. "Meningkat dari waktu ke waktu," ujarnya.
Sementara, jumlah transaksi melalui ATM atau EDC sebanyak 577 ribu pada kuartal II 2021. Menurut Pranata, pengguna mobile banking BCA Syariah juga terus tumbuh. Sampai Juni 2021 sebanyak 61,1 ribu, meningkat 66,5 persen year on year (yoy) dibandingkan pengguna pada periode sama tahun lalu yang sebanyak 36,7 ribu.
Guna menjaga pertumbuhan berkelanjutan, kata dia, pada semester I 2021, BCA Syariah pun fokus meningkatkan portofolio dana murah (CASA). "Ini fokus kita saat ini dan ke depannya," ujar Pranata.