REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya pertumbuhan ekonomi hingga 7,05 persen (y-o-y). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memyampaikan, Jatim bahkan mampu menjadi penyumbang ekonomi terbesar kedua di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta dengan kontribusi 24,93 persen.
Sementara kontribusinya terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 14,44 persen, Jawa Timur juga menjadi provinsi penyumbang terbesar kedua. "Perkembangan ini menunjukkan bahwa perekonomian Jatim terus bangkit dan mengalami perbaikan meskipun pencapaiannya belum dapat kembali seperti saat sebelum pandemi Covid-19,” kata Khofifah di Surabaya, Jumat (6/8).
Pertumbuhan ekonomi tersebut, kata dia, ditopang sejumlah sektor utama. Antara lain berdasarkan lapangan usaha, sektor industri pengolahan berkontribusi paling besar terhadap struktur PDRB Jatim mencapai 30,23 persen dengan laju pertumbuhan 6,85 persen (y-o-y).
Selanjutnya sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor memberi kontribusi PDRB 18,28 persen dengan laju pertumbuhan 13,64 persen (y-o-y). Kontribusi tertinggi ketiga pada struktur PDRB Jatim adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan share 12,37 persen dan laju pertumbuhan minus 3,14 persen (y-o-y).“PDRB Jatim sesungguhnya ditopang cukup besar oleh sektor pertanian. Namun, masa panen raya yang terjadi di triwulan I menyebabkan kontraksi di triwulan II,” ujar Khofifah.
Agregat demand yang semakin membesar pada Triwulan II ini, kata dia, juga menandai pemulihan ekonomi Jawa Timur yang terindikasi terjadi secara merata. Mulai dari investasi yang naik 1,77 persen, konsumsi naik 5,24 persen, dan bahkan ekspor mengalami kenaikan tertinggi sebesar 21,16 persen.
Khofifah menyatakan, pertumbuhan ekonomi yang bergerak positif ini harus tetap dibarengi dengan upaya maksimal dalam penanganan Covid-19. Karena itu, Pemprov bersama Forkopimda Jatim serta stake holder dari berbagai komponen terus berupaya melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 untuk mengejar terwujudnya kekebalan kelompok.
“Kita optimistis akan dapat menginjak gas lebih kencang lagi jika herd immunity itu sudah tercapai. Namun, rem tetap harus berimbang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata dia.