Sabtu 07 Aug 2021 06:28 WIB

Khofifah Sebut Ekonomi Jatim Mulai Bangkit

Ekonomi yang bergerak positif ini harus dibarengi upaya maksimal atasi Covid-19

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Timur (Jatim)  Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan vaksinasi di Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jumat (6/8).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan vaksinasi di Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jumat (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya pertumbuhan ekonomi hingga 7,05 persen (y-o-y). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memyampaikan, Jatim bahkan mampu menjadi penyumbang ekonomi terbesar kedua di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta dengan kontribusi 24,93 persen.

Sementara kontribusinya terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar   14,44 persen, Jawa Timur juga menjadi provinsi penyumbang terbesar kedua. "Perkembangan ini menunjukkan bahwa perekonomian Jatim terus bangkit dan mengalami perbaikan meskipun pencapaiannya belum dapat kembali seperti saat sebelum pandemi Covid-19,” kata Khofifah di Surabaya, Jumat (6/8).

Pertumbuhan ekonomi tersebut, kata dia, ditopang sejumlah sektor utama. Antara lain berdasarkan lapangan usaha, sektor industri pengolahan berkontribusi paling besar terhadap struktur PDRB Jatim mencapai 30,23 persen dengan laju pertumbuhan 6,85 persen (y-o-y).

Selanjutnya sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor memberi kontribusi PDRB 18,28 persen dengan laju pertumbuhan 13,64 persen (y-o-y). Kontribusi tertinggi ketiga pada struktur PDRB Jatim adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan share 12,37 persen dan laju pertumbuhan minus 3,14 persen (y-o-y).“PDRB Jatim sesungguhnya ditopang cukup besar oleh sektor pertanian. Namun, masa panen raya yang terjadi di triwulan I menyebabkan kontraksi  di triwulan II,” ujar Khofifah.