REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Luas hutan dan jumlah rumah yang dilalap api dalam kebakaran hutan di sebelah utara Athena dan wilayah lain di Yunani semakin luas. Semakin banyak orang yang terpaksa mengungsi.
Pihak berwenang Yunani kesulitan memadamkan 154 titik kebakaran hutan di seluruh negeri. Hingga Jumat (6/8) kebakaran terbesar terjadi di utara Athan, Pulau Evia, dan wilayah-wilayah di Peloponnese termasuk Mani, Messinia dan Olympia.
"Kami menghadapi malam yang lebih sulit lagi, intensitas dan penyebaran kebakaran tidak seperti yang pernah terjadi sebelumnya, bersama sukarelawan, semua pasukan kami berjuang siang-malam untuk menyelamatkan nyawa," kata Deputi Menteri Perlindungan Sipil Nikos Hardalias, Sabtu (7/8).
Penjaga pantai Pulau Evia mengevakuasi 650 orang dengan kapal. Selama empat hari, api membakar hutan di sepanjang pinggir pantai. Sementara itu pemadam kebakaran juga belum berhasil menjinakan api yang membakar utara Athena.
Api sulit dikendalikan karena angin kencang, sehingga berpotensi merambat ke pinggir danau Marathon dan naik ke Gunung Parnitha. Seperti sebagian besar negara-negara Eropa lainnya, Yunani mengalami cuaca ekstrem selama musim panas tahun ini.
Negara itu dilanda gelombang panas terburuk dalam 30 tahun terakhir yang memicu kebakaran hutan di banyak daerah di negara itu. Kebakaran yang mulai terjadi Selasa (3/8) lalu menghanguskan banyak rumah dan menewaskan banyak satwa.
Jalan tol utama yang menghubungkan Athena dengan sebelah utara Yunani juga hangus terbakar. Ratusan pemadam kebakaran berusaha memadamkannya dengan pesawat bom air.
Salah satu rumah sakit melaporkan seorang pria berusia 38 tahun tewas tertimpa tiang listrik di pinggir Kota Athena.
Pada Jumat kemarin polisi mendatangi setiap rumah di utara Athena meminta warga segera mengungsi. Pihak berwenang memerintahkan warga utara Athena untuk segera mengungsi karena api bergerak mendekat, membakar semakin banyak rumah, mobil dan toko-toko.
"Kami melihat bencana yang besarnya historik dan perubahan iklim adalah penyebabnya, kami harus membantu pejuang garda depan dan mereka yang kehilangan semua hal yang dicapai seumur hidup dalam hitungan menit," kata ketua oposisi pemerintah, Pemimpin Partai Hijau Yunani, Alexis Tsipras.